Bekasi, Beritastu.com - Yayasan Pendidikan Universitas Presiden (YPUP) bersama Jababeka Group dan para tenant Kawasan Industri Jababeka, bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi menyalurkan paket bantuan kepada 10 sekolah dasar (SD) di Kabupaten Bekasi.
Bantuan diberikan secara simbolis oleh General Manager Operational PT Jababeka Infrastruktur Aris Dwi Cahyanto kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi Carwinda di depan beberapa kepala sekolah dan anak muridnya, serta beberapa orang dari perwakilan tenant, di Jababeka Golf & Country Club, Kota Jababeka-Cikarang, Rabu (21/10/2020)
Tercatat, 10 SD yang mendapat bantuan ialah Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pasir Gombong 01 dan 06, SDN Harja Mekar 02 dan 04, SDN Mekar Mukti 02 dan 03, SDN Tanjung Sari 01 dan 03, SD Islam Daarul Qiroah, dan SDN Simpangan 06. Adapun jumlah bantuan yang diberikan sebanyak 810 paket sembako, 330 paket kebersihan, 62 karton susu Frisian Flag, 100 liter disinfektan, dan 100 liter hand sanitizer.
"Kami ingin mengucapkan apresiasi kepada para tenant yang mau terus memberikan bantuan, khususnya pada kegiatan kali ini L'Oreal Indonesia, Unilever,Mercantile Athletics Club dan Frisian Flag, berupa paket sembako, susu sebagai nutrisi tambahan dan personal care untuk para murid dan guru sekolah dasar di sekitar kawasan," kata terang Aris saat pembukaan di acara bertema Penyerahan Bantuan Covid-19 Kepada Siswa Kurang Mampu Bekerja Sama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi.
"Semoga donasi dari para tenant memberi nilai manfaat bagi para guru dan murid," Aris menambahkan.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi Carwinda juga mengapresiasi Jababeka Group yang menginisiasi dan mengoordinasi tenant untuk memberikan bantuan ini.
Carwinda yakin bantuan berupa sembako, nutrisi, dan personal care, sangat membantu para guru dan murid dalam menjaga kesehatan mereka selama menjalani pembelajaran jarak jauh dan untuk persiapan re-opening sekolah nanti jika kondisi sudah memungkinkan.
"Karena datangnya Covid-19 memang tidak pernah kita duga. Sekarang anak anak kita sendiri sudah jenuh dengan pembelajaran jarak jauh. Guru-guru pun terus semaksimal mungkin mengajar anaknya dengan segala keterbatasan yang ada. Kami terus memberikan pembelajaran. Karena, kami berpikir, paling tidak hak anak tetap terpenuhi -- tentu dengan keterbatasan yang ada," ungkap Carwinda.
Sumber: BeritaSatu.com