Jakarta, Beritasatu.com - Kementerian Perhubungan (Kemhub) mencatat progres pembangunan Light Rail Transit (LRT) Jabodebek tahap I saat ini rata-rata mencapai lebih dari 79%. Proyek senilai Rp22,8 triliun tersebut ditargetkan beroperasi pada pertengahan 2022.
Adapun rincian progres pembangunan untuk lintas Cawang-Cibubur 91,7%, lintas Cawang-Kuningan-Dukuh Atas 75%, dan lintas Cawang-Bekasi Timur 72,9%. Saat ini sebanyak 11 rangkaian dari total 31 rangkaian kereta LRT telah dikirim oleh PT Inka (Persero) untuk dilakukan pengujian.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi turut mengikuti uji coba sistem persinyalan LRT Jabodebek dari Stasiun TMII - Stasiun Harjamukti pergi pulang (PP) pada Minggu (15/11/2020). Menhub ingin memastikan proyek pembangunan LRT Jabodebek berjalan tepat waktu dan dapat beroperasi pada pertengahan tahun 2022.
"Hari ini saya bangga bahwa anak bangsa membangun LRT dengan kemampuannya sendiri. PT Adhi Karya yang telah berhasil membangun konstruksi jalur yang telah mendapatkan MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia), PT LEN yang telah memberikan dukungan sistem dengan teknologi canggih, dan PT Inka yang membangun keretanya,” jelas Menhub dalam keterangan resmi, Minggu (15/11/2020).
Budi menjelaskan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginginkan di kota-kota besar harus ada angkutan massal. Untuk itu pembangunan transportasi massal, seperti LRT, memerlukan kerja sama yang baik dari berbagai pihak terkait. Tantangan pembangunan kian berat di masa pandemi karena di satu sisi harus memastikan pembangunannya tetap berjalan, namun di sisi lain tetap memperhatikan protokol kesehatan.
"Dengan kerja sama yang luar biasa, kita bisa membangun transportasi perkotaan yang bermutu tinggi. Kenapa Presiden Jokowi ingin di kota besar harus ada angkutan massa, yakni agar ada satu standar tertentu di mana banyak masyarakat dapat menggunakan angkutan massal dengan layanan yang baik. Pembangunan ini juga harus selesai tepat waktu dan dilaksanakan dengan patuhi protokol kesehatan," ujar Menhub Budi.
Dalam tinjauannya Menhub mengecek ruang kendali uji coba sistem persinyalan atau backup operating control center (BOCC) di Stasiun Harjamukti serta membagikan masker ke pekerja yang menangani proyek LRT Jabodebek agar tetap mematuhi protokol kesehatan.
Pembangunan LRT Jabodebek tahap 1 terdiri dari 3 lintas pelayanan, yaitu Cawang–Cibubur, Cawang–Dukuh Atas, dan Cawang–Bekasi Timur dengan total panjang jalur sepanjang 44,43 kilometer (km) yang melintasi 17 stasiun.
Kehadiran LRT Jabodebek, ujar Budi, diharapkan dapat mempersingkat waktu tempuh perjalanan. Dengan headway atau waktu tunggu antarkereta 3-6 menit, waktu tempuh dari Cibubur sampai ke Dukuh Atas sepanjang 26 km dapat ditempuh selama 39 menit dengan kecepatan rata-rata 40 km per jam. Sedangkan, waktu tempuh dari Bekasi Timur sampai ke Dukuh Atas sepanjang 30 km dapat ditempuh selama 45 menit dengan kecepatan rata-rata 40 km per jam.
"Sementara jika menggunakan kendaraan pribadi waktu tempuhnya bisa 2 sampai 3 jam. Dengan adanya LRT Jabodebek diharapkan masyarakat beralih ke LRT sehingga dapat mengurangi kemacetan dan lebih ramah lingkungan," papar Budi.
Sumber: BeritaSatu.com