Depok, Beritasatu.com - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Depok Nana Shonarna menuturkan permohonan tim sukses paslon nomor 02 untuk melaksanakan debat secara virtual bagi calon wali kota Depok Mohammad Idris tidak dapat dikabulkan.
Hal ini dilakukan mengingat kondisi kesehatan Idris yang belum maksimal untuk mengikuti kegiatan debat publik.
"Kondisi kesehatan Pak Idris belum memungkinkan untuk mengikuti debat publik yang akan digelar hari ini," kata Nana di Depok, Jawa Barat, Senin (30/11/2020).
Komisioner KPU Kota Depok Mahadi lebih lanjut memaparkan, hasil swab test PCR Mohammad Idris per tanggal 29 November 2020, masih positif Covid-19. Ditambah lagi tekanan darah petahana wali kota ini masih tinggi.
"Menurut keterangan kesehatan yang kami terima, Pak Idris hasil swab test-nya masih positif, tekanan darahnya juga masih tinggi," ujar Mahadi.
Pihaknya pun telah menerima surat kesehatan dari RSUD Depok, tempat Mohammad Idris dirawat. Namun baru secara soft copy, sedangkan hardcopy-nya akan segera dikirim tim sukses paslon nomor urut dua kepada KPU Depok.
Nana Shobarna menegaskan, dari kubu 02, debat kedua ini hanya hanya dihadiri oleh calon wakil wali kota yakni Imam Budi Hartono yang kondisinya memang sehat. "Jadi tetap digelar dan hanya yang sehat saja yang hadir," ujar Nana.
Debat sesi kedua ini akan menyajikan tema "Kesehatan, Kesejahteraan, dan Kesenjangan di Kota Depok dalam Era Kebiasaan Baru," yang akan disiarkan langsung dari studio KompasTV pada Senin (30/11/2020) pukul 19.00-21.00.
Selain live di stasiun televisi, KPU Depok juga menyiarkan di Channel YouTube kpukotadepok.
Dikatakan Nana, di dalam studio televisi hanya dihadiri oleh KPU Kota Depok, Bawaslu Kota Depok, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan para pasangan calon. Jumlahnya dibatasi tidak boleh lebih dari 50 orang.
Penyelenggaraan debat publik sebanyak tiga kali dikatakan Nana sebagai bukti pelayanan KPU Depok kepada masyarakat. Bagi warga Depok, lanjut Nana, yang masih gamang menentukan pilihannya maka dapat menyimak debat melalui siaran langsung debat publik di televisi untuk mengukur dan menyimak kemampuan paslon dalam menjawab pertanyaan para panelis.
"Kami ingin maksimal melayani warga. Harapannya debat ini menjadi salah satu referensi bagi pemilih untuk menentukan pilihannya. Debat ini juga menjadi wadah bagi paslon untuk mengelaborasi program yang mereka miliki," tutur Nana.
Sumber: BeritaSatu.com