Bogor, Beritasatu.com - Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bogor, Selasa (1/12/2020) dari 21 rumah sakit rujukan dengan jumlah tempat tidur isolasi sebanyak 464 unit dengan tingkat keterisian mencapai 376 tempat tidur atau 81% dari kapasitas.
Sementara tempat tidur ICU sebesar 90% atau terisi 19 pasien dari kapasitas 20 unit. Di Pusat Isolasi BNN Lido dengan kapasitas 100 tempat tidur, terisi 50 atau 50%.
Wali Kota Bogor Bima Arya menyampaikan, rata-rata keterisian tempat tidur isolasi di 21 rumah sakit di sudah hampir penuh.
“Grafik kenaikkannya tinggi sekali, di 21 rumah sakit rujukan di atas 50% atau hampir penuh,” kata Bima, Selasa (1/12/2020).
Ia menyebut saat ini, Satgas sangat intens melakukan koordinasi dengan rumah sakit rujukan untuk memastikan ketersediaan tempat tidur isolasi dan penanganan pasien Covid-19 di Kota Bogor.
Di sisi lain, Bima menyebut, contoh RS Ummi yang enggan berkoordinasi dengan Satgas dapat berakibat fatal untuk melakukan tracking, tracing, dan treatment kasus Covid-19 di Kota Bogor.
Bima Arya sempat mengemukakan regulasi yang membahas kode etik terkait rahasia pasien. Menurutnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor sangat menghargai kode etik tersebut.
Namun Pemkot Bogor juga memiliki kewenangan untuk mengetahui, merujuk pada pasal-pasal yang diatur dalam regulasi yang terkait dalam rangka mengantisipasi wabah penyakit menular guna pendataan dan penanganan lebih lanjut.
Diantaranya UU Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular, UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Permenkes Nomor 36 Tahun 2012 tentang Rahasia Kedokteran dan SK Walikota Bogor No.900.45-282 Tahun 2020 tentang Penetapan Rumah Sakit yang melayani Pasien dengan Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di Kota Bogor.
Sementara, Kepala Dinkes Kota Bogor, Sri Nowo Retno yang didampingi jajarannya meminta kepada rumah sakit rujukan Covid-19 yang telah ditunjuk Pemkot Bogor maupun Pemerintah Provinsi Jawa Barat meningkatkan kapasitas tempat isolasi dan ICU. Pasalnya, di Kota Bogor jumlahnya masih sangat terbatas.
Tercatat, ada 21 ruang ICU atau 11% dari total seluruh rumah sakit. Untuk itu pihaknya meminta agar hal tersebut perlu ditingkatkan.
"Tren yang ada meningkat terus karenanya kita juga harus meningkatkan kapasitas tempat isolasi dan ICU. Rumah sakit diharapkan kerja samanya dalam mengupdate secara real time tentang keterisian tempat tidurnya agar memudahkan dalam mengatur," kata Retno.
Sumber: BeritaSatu.com