Jakarta, Beritasatu.com - Menjelang pelaksanaan Pilkada Serentak 2020 pada 9 Desember mendatang, elektabilitas pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Tangerang Selatan (Tangsel), Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan masih mengungguli dua kandidat lainnya.
Hal itu berdasarkan hasil survei Lembaga Studi Pemilu dan Politik (LSPP) yang dilakukan pada 20-25 November 2020. Dalam hasil survei yang diterima di Jakarta, Rabu (2/12/2020), pasangan Benyamin-Pilar masih mengungguli pasangan Muhamad-Rahayu Saraswati dan Siti Nur Azizah-Ruhamaben.
Direktur Riset LSPP Sutikno, menjelaskan, dalam hasil survei diketahui elektabilitas Benyamin-Pilar mencapai 38,44%, pasangan Muhamad-Saraswati pada posisi kedua dengan 31,29%. Sementara, pasangan Azizah-Ruhamaben mendapatkan 23,71% dan sisanya masih ada 6,56% warga yang belum menjawab.
Survei itu melibatkan 700 responden dari tujuh kecamatan dengan metode multistage random sampling. Sementara margin of error sebesar 3,70% dengan tingkat kepercayaan mencapai 95%.
"Dukungan masyarakat masih banyak mengarah untuk pasangan Benyamin-Pilar. Ada perbedaan hingga 7,15% jika dibandingkan dengan pasangan Muhamad-Saraswati," kata Sutikno.
Hasil survei LSPP juga menggambarkan capaian elektabilitas personal para calon. Hasilnya, posisi Benyamin Davnie jauh mengungguli Muhamad dan Siti Nurazizah. Elektabilitas Benyamin sebesar 34,88%, Muhamad memperoleh 27,31%, sedangkan Nur Azizah sebesar 19,71%.
Menurut Sutikno, tingginya elektabilitas Benyamin-Pilar juga dipengaruhi kepuasan masyarakat terhadap kinerja Pemerintah Kota Tangsel selama dua periode kepemimpinan Airin Rachmi Diany. Seperti diketahui, Benyamin merupakan wakil wali kota yang menjabat selama dua periode.
"Keberhasilan yang diraih Tangsel selama ini membuat kepercayaan masyarakat terhadap Benyamin Davnie meningkat. Ini juga yang menjadikan elektabilitas Benyamin selalu unggul ketimbang kandidat lainnya," ujarnya.
Tim Komunikasi Benyamin-Pilar, Reza Ahmad mengapresiasi hasil survei yang dikeluarkan LSPP. Namun demikian, diakui, hasil survei tentunya tidak bisa dijadikan pijakan mengenai hasil akhir. "Hasil sesungguhnya adalah saat pemungutan suara. Karena itu, semua hasil survei akan kami kaji dan jadikan alat ukur untuk memperbaiki kerja dan kinerja pemenangan," kata Reza.
Sumber: BeritaSatu.com