Bogor, Beritasatu.com - Seorang tenaga medis di Kota Bogor gagal mendapatkan vaksin Covid-19 setelah tidak lolos screening, Kamis (14/1/2021). Ia diketahui komorbid (penyakit penyerta) dan masih menjalani rawat jalan.
Ida (34), salah satu tenaga medis di salah satu rumah sakit swasta, Kota Bogor menerangkan, sebelumnya dia bersama 31 rekannya mendapat pesan singkat dengan barcode berisi jadwal vaksin pada pukul 14.00 WIB.
"Beberapa hari sebelum mendapat formulir isian, setelah itu mendapatkan SMS tanggal vaksin. Sayang, ketika screening wawancara saya tidak diperkenankan karena mempunyai komorbid dan masih melakukan rawat jalan," kata Ida kepada Beritasatu.com, Jumat (15/1/2021).
Dia mengaku menderita pembekuan darah dan selama enam bulan ini masih rutin mengkonsumsi obat.
"Saya dijanjikan ketika ada vaksin bagi komorbid akan diprioritaskan. Untuk pencegahan terpapar Covid-19, yang penting selalu memakai masker, cuci tangan dan jaga jarak," tambah Ida.
Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Erna Nuraena menuturkan, penerima vaksin memang mendapatkan dua tahap, melalui screening dan tahap wawancara saat waktu vaksinasi.
"Untuk tahap pertama memang bagi tenaga medis dan hanya bagi tenaga medis yang lolos, artinya tidak mempunyai penyakit penyerta atau wanita hamil," jelasnya.
Saat ini, Pemkot Bogor pun masih melakukan pembaruan data sekitar 10.000 orang yang bekerja di lingkungan pusat kesehatan. Mereka akan mendapatkan vaksin prioritas tahap dua.
"Tahap dua, April nanti selain SDM medis, ada ASN, TNI dan Polri. Selanjutnya, baru masyarakat," kata Erna.
Kata dia, Kota Bogor mempunyai 295 vaksinator yang mulai 14 Januari melakukan vaksinasi setiap harinya. Diharapkan, dalam dua bulan, 9.150 tenaga medis di Kota Bogor rampung divaksin.
Tiap penerima vaksin akan mendapatkan 0,5 cc vaksin Sinovac. Erna pun menyebut, efek samping pascavaksin bisa saja terjadi. Pun demikian, efek yang terjadi tergolong ringan seperti pegal-pegal, atau mengalami demam.
"Artinya vaksin itu sedang bekerja. Namun, ada juga yang tidak mempunyai efek, hal itu tergantung imun masing-masing si penerima vaksin," tambah Erna.
Sumber: BeritaSatu.com