Jakarta, Beritasatu.com - Tim gabungan masih terus melakukan pencarian memori data dari Cockpit Voice Recorder (CVR) pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang mengalami kecelakaan di sekitar Kepulauan Seribu pada 9 Januari lalu. Sejauh ini baru baterai (beacon) dan body CVR pesawat Sriwijaya Air yang telah berhasil ditemukan.
Ketua Subkomite Investigasi Kecelakaan Penerbangan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Nurcahyo Utomo menyampaikan, meskipun memori data CVR yang merekam suara di kokpit pesawat dalam kondisi sudah terlepas dari bodi atau pembungkusnya, data yang ada dalam memori tersebut bila nantinya berhasil ditemukan masih bisa terbaca.
"Sama seperti FDR (Flight Data Recorder), yang ketemu hanya memory unit. Bagian ini tahan benturan 250 g, tahan panas 1.000 derajat Celcius selama 1 jam. Jadi kalau memory CVR ketemu, semoga bisa diambil datanya," kata Nurcahyo Utomo kepada Beritasatu.com, Sabtu (16/1/2021).
Terkait penemuan blackbox FDR, tim KNKT juga telah berhasil mengunduh data di dalamnya, di mana ada 330 parameter dan semuanya dalam kondisi baik.
Sebelumnya, KNKT juga telah menyampaikan, berdasarkan data ADS-B dan wreckage engine, kedua mesin pesawat masih beroperasi atau hidup sampai pesawat membentur air. Temuan KNKT dan data FDR telah mengkonfirmasi data ADS-B dan wreckage engine tersebut.
Nurcahyo juga menyampaikan, KNKT akan menyampaikan laporan awal investigasi penyebab kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 paling lambat 30 hari sejak peristiwa terjadi.
“KNKT punya kewajiban sesuai dengan ketentuan internasional untuk memberikan laporan awal kepada publik selambat-lambatnya 30 hari sejak kecelakaan terjadi. Namun, dalam 30 hari itu, mungkin belum termasuk analisa KNKT, karena butuh waktu untuk mengungkap penyebabnya seperti apa, masalahnya di mana, atau pemeliharanya bagaimana. Tetapi semua pasti akan diungkapkan,” kata Nurcahyo.
Sumber: BeritaSatu.com