Jakarta, Beritasatu.com - Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, perlu ada aplikasi yang menginformasikan keterisian kapasitas bed atau tempat tidur isolasi maupun ruang intensive care unit (ICU) di seluruh rumah sakit (RS) Jabodetabek.
Sehingga, keluarga pasien dapat memanfaatkan aplikasi tersebut tanpa kesulitan mencari ruang isolasi maupun ICU di RS Jabodetabek.
“Harus ada koordinasi yang lebih intens untuk mengatasi kelangkaan tempat tidur. Salah satunya, penggunaan aplikasi,” kata Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, dalam webinar di Media Center Graha BNPB Jakarta, Senin (25/1/2021).
Dengan aplikasi tersebut, kata Bima, warga bisa mengetahui ruang isolasi dan ICU yang kosong dan data selalu diperbarui terus oleh fasilitas pelayanan kesehatan.
“Saya sering ditelpon oleh warga DKI Jakarta, tempat tidur di Jakarta penuh, Bogor bagaimana? Bogor sedang membangun RSD Lapangan. Saya pikir, kalau di Jabodetabek ada aplikasi semacam itu, kan bagus dapat menolong warga, tetapi memang tantangannya bagaimana supaya data tersebut selalu di-update terus, diperbarui oleh fasilitas pelayanan kesehatan,” bebernya.
Koordinator RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet, Mayjen TNI Tugas Ratmono, mengatakan, tempat rujukan ruang ICU sangat sulit saat ini sehingga pihaknya mengoptimalkan ruang ICU transisi yang ada.
BACA JUGA
“Kami mengoptimalkan ICU yang ada di RSD Wisma Atlet sehingga kita bisa melaksanakan pelayanan ICU sampai betul-betul kalau ada yang bisa dirujuk maka kita rujuk. Kalau tidak, tentunya secara konsekuensi, tim ICU kami betul-betul optimalkan ruangan yang ada. Perawat-perawat juga kami latih terus untuk bisa melakukan tindakan di ruang ICU,” ungkap Tugas Ratmono.
Saat ini, kata dia, sudah ada koordinasi atau semacam aplikasi dan sebagainya tetapi memang belum terakses oleh semua pihak sehingga betul-betul akan memberikan masukan kepada Satgas Covid-19 pusat.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, Nanik Jodjana, menambahkan pemerintah daerah telah menyediakan call center 119 bagi warga untuk menghubungi rumah sakit terkait informasi ruang isolasi maupun ruang IGD yang kosong.
“Ada 119, apabila kita perlu membutuhkan rumah sakit dan rumah sakit tersebut akan memberi jawaban, berapa ketersedian ruang yang ada,” ungkap Nanik Jodjana.
Sumber: BeritaSatu.com