Jakarta, Beritasatu.com - Ibukota Jakarta masih menjadi salah satu wilayah rawan genangan air atau banjir. Ada sejumlah permasalahan terkait penanganan banjir di Jakarta yang hingga kini butuh penyelesaian.
Pengamat Kebijakan Publik dan Tata Kota, Trubus Rahardiansyah menilai, setidaknya ada empat langkah rencana yang dimiliki Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dalam mengatasi banjir. Namun hingga kini dirasa belum cukup maksimal.
Pertama, akan mengendalikan air dari hulu berkoordinasi dengan Pemda wilayah penyangga. Namun, sampai saat ini belum ada langkah konkret dari pengendalian air di hulu. Padahal sudah ada Perpres Nomor 60 Tahun 2020 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, dan Cianjur
"Seharusnya sudah ada hasil dan eksekusinya. Seperti pembangunan tempat penampungan mulai dari embung, situ, hingga waduk di wilayah atas seperti Depok, Puncak, atau Cianjur," kata Trubus Rahardiansyah di Jakarta, Sabtu (27/2/2021).
Kedua, Gubernur DKI Anies Baswedan juga berencana membangun sumur resapan di banyak titik. Namun upaya ini juga belum maksimal dan tidak dilakukan secara masif dan merata. Hingga saat ini jumlah sumur resapan yang dibangun masih jauh dari target serta hanya terpusat di beberapa titik.
"Kalau tidak salah, satu juta yang ditargetkan dibangun sampai 2022, yang terealisasi baru ribuan. Jadi kurang masif. Ditambah lagi sumur resapan tersebut hanya terpusat di tengah kota saja, seperti Sudirman -Thamrin," ungkapnya.
Ketiga, menurut Trubus, pengerukan saluran air yang juga belum maksimal. Apabila kendalanya adalah keterbatasan petugas PPSU, maka Pemprov bisa melakukan program padat karya dengan melibatkan masyarakat sekitar untuk mengeruk saluran air.
"Keempat juga masalah sedimentasi yang kurang dibersihkan, banjir kemarin membuktikan bahwa sedimentasi masih tebal, sehingga aliran air terhambat," ucap Trubus.
Atas kondisi tersebut Trubus mengaku tidak heran apabila banjir masih terjadi di Jakarta apabila memasuki musim hujan. Bahkan kondisinya bisa dikatakan lebih memburuk karena ada sejumlah daerah yang tadinya tidak banjir, kini malah ikut mengalami banjir.
Sumber: BeritaSatu.com