Jakarta, Beritasatu.com – Sebagian warga Muara Angke, Jakarta Utara tetap bertahan di rumah mereka, meski banjir rob kerap melanda kawasan tersebut. Kebanyakan dari mereka sudah tidak takut dan kaget lagi karena sudah hidup berdampingan dengan banjir.
Elis (38), salah seorang warga RT 9/22 Muara Angke, Pluit, mengaku sudah lebih dari 10 tahun hidup di kawasan pesisir Jakarta Utara tersebut. Untuk itu, Elis mengaku tidak kaget dan tetap bertahan di rumahnya ketika banjir datang. Selain karena sudah betah, Elis memiliki usaha penatu atau laundry yang tidak dapat ditinggalkannya begitu saja.
“Ya sudah biasa. Sudah betah istilahnya dan juga punya usaha laundry,” kata Elis saat ditemui Beritasatu.com, Selasa (9/11/2021).
Elis mengakui saat banjir melanda, usaha penatunya mengalami hambatan dan pendapatannya berkurang. Hal ini lantaran akses untuk transportasi menjadi terbatas. Meski demikian, hal itu tak membuatnya berpikir untuk pindah dari Muara Angke.
“Ya kalau lagi kayak gini (banjir) berkurang (pendapatannya) karena kondisinya banjir mau jalan kemana-mana susah, terhambat,” ujarnya.
Warga Muara Angke lainnya juga mengakui bertahan hingga puluhan tahun karena memiliki usaha yang tak dapat ditinggalkan. Sebagian warga Muara Angke berprofesi sebagai nelayan atau bekerja dengan pemilik usaha kerang hijau.
Salah satunya Nia. Wanita yang sudah 16 tahun menetap di kawasan Muara Angke tersebut mengakui sehari-harinya mengupas dan membersihkan kerang hijau.
“Kalau lagi banyak, satu hari bisa dapat Rp 200.000. Tergantung barangnya banyak dan kitanya kuat atau tidak,” ungkapnya.
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: BeritaSatu.com