Jakarta, Beritasatu.com - Ketua Gerakan Ciliwung Bersih, Peni Susanti, menyebutkan, mutu air Sungai Ciliwung telah mencapai level dua atau sudah layak sebagai bahan baku air minum. Hal itu berarti ada peningkatan mutu air. Meningkatnya mutu air itu ditandai dengan ditemukannya bulus raksasa dan lobster biru di sungai itu.
"Dengan mutu air level dua, sudah memungkinkan berkembangbiaknya biota air di Sungai Ciliwung seperti ikan, udang, dan lainnya," kata Peni pada Peringatan Hari Ciliwung ke-10, di Penjernihan, Jakarta Pusat, Sabtu (13/11/2021).
Menurut Peni, upaya revitalisasi dan pemeliharaan, serta kebersihan aliran Sungai Ciliwung telah membuahkan hasil sejak Gerakan Ciliwung Bersih didirikan pada 1989.
Peningkatan mutu air Sungai Ciliwung ini, kata dia, diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat agar peduli pada kelestarian sungai sepanjang 120 kilometer tersebut.
"Meningkatnya kualitas Sungai Ciliwung ditandai dengan ditemukannya bulus raksasa yang merupakan hewan endemik, ikan baung, dan lobster biru," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta, Asep Kuswanto, menyatakan, mengapresiasi upaya Gerakan Ciliwung Bersih yang didukung oleh 36 Komunitas Peduli Ciliwung (KPC) tersebut.
"Kali Ciliwung sudah ada di level dua yang berarti kualitasnya makin baik lagi. Kita harapkan kondisinya makin baik, sehingga menjadi potensi besar untuk pariwisata DKI Jakarta," kata Asep.
Direktur Utama PAM Jaya, Priyatno Bambang Hernowo, menjelaskan, sebelum bergantung pada Waduk Jatilihur di Kabupaten Purwakarta, Sungai Ciliwung menjadi sumber bahan baku air minum bagi warga DKI Jakarta.
"Sebelum ada bendungan Jatiluhur, air baku kami diambil dari Sungai Ciliwung sekitar 6.200 liter per detik. Sedemikian pentingnya kualitas, kuantitas, dan kontinuitas air baku dalam hal ini Ciliwung bagi keberlangsungan hak atas dasar air," kata Priyatno.
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: ANTARA