Perawatan Kanker Mahal, BPJS Kesehatan Dorong Puskesmas Tingkatkan Deteksi Dini
Jakarta, Beritasatu.com - Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti berharap deteksi dini atau screening terhadap penyakit kanker dapat lebih dioptimalkan, terutama dilakukan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Menurut Ghufron, proporsi pembiayaan penyakit kanker yang dijamin oleh program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk peserta saat ini sebagian besar masih terjadi di fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan (FKRTL) atau rumah sakit.
“Artinya, jika sudah sampai rumah sakit tentu tingkat keparahannya sudah tinggi. Kita berharap, FKTP terus mengoptimalkan deteksi dini pada kanker, sehingga melalui pecegahan yang baik diharapkan akan mengurangi tingkat keparahan pada penyakit ini. BPJS Kesehatan juga siap melakukan sinergi dan mengembangkan berbagai program deteksi dini penyakit kanker di layanan tingkat pertama,” ujar Ghufron, dalam Simposium “How to Close The Care Gap” di Jakarta yang juga disiarkan secara daring, Minggu (19/2/2023).
FKTP terdiri dari puskesmas atau yang setara, praktik dokter, klinik pratama, dan Rumah Sakit Kelas D atau yang setara.
Ghufron menjelaskan, pembiayaan terhadap penyakit kanker juga semakin tinggi. Untuk tahun 2022 saja sebesar Rp 4,5 triliun yang terdiri dari 3.147.895 kasus. Sementara berdasarkan sebaran peserta penyandang kanker, untuk lima besar provinsi berada di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI Jakarta, Sumatera Utara.
“Kami bersyukur bahwa program JKN masih sanggup membiayai penyakit-penyakit katastropik Kita pun harus berupaya memperbaiki area yang perlu mendapat perhatian, misalnya upaya pencegahan, ataupun kasus-kasus yang bersifat restriksi,” ujarnya.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini