Pakar Berharap Kasus Eliezer Jadi Pembelajaran bagi Semua Pihak

Jakarta, Beritasatu.com - Pakar hukum pidana, Abdul Fickar Hadjar berharap kasus Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu atau Bharada E yang saat ini tidak lagi mendapat perlindungan dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) menjadi pelajaran semua pihak. 

Diketahui, LPSK mencabut perlindungan terhadap Eliezer karena dinilai melanggar komitmen yang disepakati dengan mejalani sesi wawancara oleh sebuah stasiun televisi.

Abdul Fickar menyatakan, pencabutan perlindungan terhadap Eliezer sepatutnya menjadi pembelajaran semua pihak agar berkoordinasi dan menaati komitmen yang telah disepakati.

“Saya kira dengan kejadian seperti ini bisa menjadi pelajaran semua pihak ketika orang sudah mengikatkan diri pada komitmen dengan satu institusi maka seharusnya ditaati. Komitmen-komitmen itu ditaati,” kata Abdul Fickar dalam acara Obrolan Malam Episode 80 bertajuk "LPSK Cabut Perlindungan, Eliezer Tetap Aman?", yang disiarkan BTV, Senin (13/3/2023).

Menurut Abdul Fickar, situasi saat ini merugikan Eliezer. Hal ini karena perlindungan yang selama ini didapatkan Eliezer dari LPSK sesuai dengan amanat undang-undang sudah resmi dicabut.

Meski demikian, Abdul Fickar menuturkan Eliezer masih mendapat perlindungan dari kepolisian. Sebab polisi bertugas untuk melindungi masyarakat, termasuk Eliezer. Selain itu, Eliezer juga merupakan anggota kepolisian maka tentu mendapat perlindungan.

Diketahui, LPSK menyerahkan tanggung jawab perlindungan Eliezer kepada Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas). Bharada E dititipkan di Rutan Bareskrim Polri. Ia akan menjalani masa hukuman 1,5 tahun penjara terkait kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Saksikan live streaming program-program BTV di sini