Bukan Hanya Rusia dan Ukraina, Bule dari Negara Lain Juga Banyak yang Nakal

Jakarta, Beritasatu.com – Dirjen Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Silmy Karim mengungkapkan, bule nakal tidak hanya berasal dari Rusia dan Ukraina. Dari pengecekan wisatawan warga negara asing (WNA) yang melanggar hukum untuk dilakukan deportasi, terdapat sejumlah WNA dari negara lain yang melanggar hukum.
Hal ini disampaikan Dirjen Imigrasi Silmy Karim merespons wacana kebijakan Gubernur Bali I Wayan Koster yang akan menghapus visa on arrival (VoA) bagi wisatawan dari Rusia dan Ukraina di Bali.
“Itu ternyata bukan dari Rusia saja, dari negara lain juga banyak. Apakah yang lain (negara lain) juga mau dicabut VoA? Kan enggak,” ucap Silmy Karim dalam acara Obrolan Malam Episode 86 bertajuk “Jurus Dirjen Imigrasi Tindak Bule Nakal di Bali” yang disiarkan BTV, Selasa (21/3/2023).
Silmy menuturkan kelakukan nakal para wisatawan mancanegara (wisman) dari Rusia dan Ukraina perlu ditertibkan dan dibina. Hal ini mengingat WNA dari kedua negara tersebut tidak melakukan keonaran di negara lain.
Untuk itu, Silmy menuturkan jika pencabutan VoA dilakukan untuk merespons bule nakal dari kedua negara tersebut, Indonesia dinilai tidak mampu menyelesaikan persoalan wisman yang berulah.
“Banyak yang ke Thailand fine-fine saja, kalau kita langsung merespons dengan VoA, khawatirnya malah kesannya kita enggak mampu beresin, makanya saya gas saja,” ucapnya.
“Tetapi saya selalu bilang, tegas berwibawa tetapi santun. Jangan malah setiap kita mengeluarkan kebijakan jangan sampai bikin masalah baru.Terus kebijakan itu jangan-jangan berubah, kalau kita konsisten menertibkan enggak akan ada kejadian,” kata Silmy Karim menambahkan.
Silmy juga menuturkan kejadian turis bermasalah sebetulnya telah tuntas. Saat ini yang muncul di media sosial (medsos) merupakan kejadian lama yang sudah ditangani. Silmy mengatakan pihaknya memiliki tim yang melakukan monitoring harian di Jakarta maupun Bali.
“Setiap hari, setiap pagi saya cek laporan dari Bali. Kenapa? Karena Bali itu salah satu representasi Indonesia. Kita bantu pemerintah daerah, kita enggak ingin supaya Bali itu menjadi buruk citranya,” katanya.
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI
Kaesang Dikabarkan Gabung ke PSI, Puan Maharani: Saya Cek Kebenarannya
Penting Diketahui Sebelum Melakukan Perjalanan! Ini Perbedaan Serviced Apartment dan Hotel
Kasus Jeratan Kabel Fiber Optik di Pekanbaru Berujung Damai, Korban Cabut Laporan Polisi
2
3
5
Catat! Pemungutan Suara Pemilu 2024 di Luar Negeri Bakal Digelar Lebih Awal
B-FILES


Perlukah Presiden/Kepala Negara Dihormati?
Guntur Soekarno
Urgensi Mitigasi Risiko Penyelenggara Pemilu 2024
Zaenal Abidin
Identitas Indonesia
Yanto Bashri