MUI Minta Ramadan 2023 Tidak Diisi Politik Perpecahan
Jakarta, Beritasatu.com - Pemerintah menetapkan 1 Ramadan 1444 Hijriah jatuh pada Kamis (23/3/2023). Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta agar bulan Ramadan kali ini tidak diisi dengan isu politik perpecahan.
Ketua MUI Abdullah Jaidi menekankan agar umat Islam memanfaatkan Ramadan untuk meningkatkan kesalehan ibadah serta sosial. Dia mendorong agar umat Islam tidak hanya sekadar menunaikan ibadah puasa selama Ramadan, tetapi juga membantu kaum fakir miskin.
Selanjutnya, Abdullah menekankan pentingnya persatuan seluruh umat di Indonesia. Soal ini, dia mengingatkan Indonesia kini telah memasuki tahun politik jelang Pemilu 2024.
"Apalagi di tahun-tahun politik ini agar kita dapat menjadi saling pengertian, tidak menjadikan isu-isu politik perpecahan di antara kita umat dan bangsa Indonesia," ujar Abdullah saat jumpa pers di Gedung Kementerian Agama (Kemenag), Jakarta, Rabu (22/3/2023).
Dalam kesempatan kali ini, Abdullah merespons positif atas penetapan awal Ramadan 1444 Hijriah. Hanya saja, dia menilai ada peluang penetapan Hari Raya Idul Fitri akan berbeda-beda. "Kemungkinkan terjadi perbedaan adalah nanti di 1 Syawal," ungkap Abdullah.
Meski demikian, Abdullah menekankan agar publik luas tidak saling berkonflik jika terjadi perbedaan penetapan. Dia menegaskan pentingnya penyelesaian suatu persoalan dengan baik-baik.
Abdullah juga mendorong agar semua umat menghargai penetapan tiap kelompok. Justru, dia menekankan agar perbedaan bisa mendorong persatuan yang kuat.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Bagikan