Jokowi Larang Pejabat Bukber, PBNU: Buka Bersama Itu Sumpek
Jakarta, Beritasatu.com - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf menanggapi larangan kegiatan buka bersama (bukber) yang dikeluarkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) selama ramadan tahun ini.
Pria yang akrab disapa Gus Yahya itu mengatakan dari sudut pandang warga Nahdliyin cenderung kurang bersemangat untuk mengikuti kegiatan buka bersama, lantaran padatnya aktivitas di bulan Ramadan.
"Kalau orang NU ini sebenarnya sumpek diajak buka bersama itu. Kami itu kalau di NU kegiatan habis Shalat Maghrib itu kita sudah siap-siap Tarawih, habis Tarawih baru (bisa) kegiatan," ucap Gus Yahya..
Ia bahkan berkelakar bahwa dirinya paling takut diundang acara buka puasa bersama setiap kali bulan Ramadan tiba.
"Buka bersama itu sumpek. Saya sendiri paling takut kalau puasa diundang buka puasa bersama, paling takut saya," ujarnya.
Gus Yahya menegaskan ada baiknya kalangan Aparat Sipil Negara (ASN) menggiatkan berbagi makanan berbuka kepada yang membutuhkan ketimbang menggelar buka bersama.
"Kalau bagi-bagi ke kaum fakir miskin, itu saya kira penting. Bagi-bagi (santapan) buka untuk fakir miskin, untuk orang terjebak macet dan sebagainya. Gak usah bikin seolah-olah kita jadi pesta besar makan-makan," kata Yahya yang juga menyambangi Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat.
Sementara itu, dalam kesempatan terpisah Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Keagamaan KH Ahmad Fahrurrozi mengatakan PBNU mendukung arahan Presiden Joko Widodo jika larangan buka bersama tersebut ditujukan agar para pejabat tidak menggunakan dana anggaran negara.
"Ya , kita setuju jika dimaksudkan untuk menghemat anggaran negara agar tidak dihamburkan dalam buka bersama mewah di hotel yg dinikmati sesama orang kaya," kata pria yang akrab disapa Gus Fahrur itu, kepada Beritasatu.com, Jumat (24/3/2023).
Saksikan live streaming program-program BTV di sini