Apakah Benar Bulan Ramadan Setan Dibelenggu? Ini Penjelasannya
Jakarta, Beritasatu.com - Saat Ramadan, amalan yang dijalankan akan dilipatgandakan sebesar tujuh puluh kali lipat. Selain itu, pintu surga akan dibuka dan pintu neraka akan ditutup. Lalu, apakah benar bulan Ramadan setan dibelenggu?
Amalan yang bisa menambah nilai pahala saat bulan puasa yakni salat tarawih, membayar zakat fitrah, bersedekah, iktikaf dan masih banyak lagi. Amalan tersebut dapat bernilai pahala yang dilipatgandakan seperti yang tertuang dalam hadis berikut :
“Hai manusia, bulan yang agung, bulan yang penuh berkah telah menaung. Bulan yang didalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Bulan yang padanya Allah mewajibkan berpuasa. Qiyamullail disunnahkan. Barang siapa yang pada bulan itu mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu kebaikan, nilainya seperti orang yang melakukan perbuatan yang diwajibkan pada bulan lainnya. Dan barang siapa yang melakukan suatu kewajiban pada bulan itu, nilainya sama dengan tujuh puluh kali lipat dari kewajiban yang dilakukannya pada bulan lainnya. Keutamaan sedekah adalah sedekah pada bulan Ramadan (HR. Bukhari-Muslim).”
Adapun pada saat bulan Ramadan bahwa, setan dibelenggu. Namun, masih banyak yang belum mengerti apa maksud dari setan dibelenggu selama bulan Ramadan.
Apakah Benar Bulan Ramadan Setan Dibelenggu?
Ungkapan setan dibelenggu saat bulan Ramadan mengacu pada hadis riwayat Abu Hurairah yang berbunyi :
Lafaz Arab
إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِحَتْ أَبْوَابُ الجَنَّةِ وَغُلِقَتْ أَبْوَابَ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيْطَان
Artinya: "Apabila datang bulan Ramadan, maka dibukalah pintu-pintu surga dan ditutup pintu-pintu neraka serta semua setan dibelenggu." (HR Muslim)
Melansir dari NU Online, setan dibelenggu ditafsirkan bahwa Allah menjaga umat muslim dari kemaksiatan dan kecenderungan untuk mengikuti bisikan dan godaan setan. Hal ini tertuang dalam suatu kitab yang berbunyi :
Lafaz Arab
وَكَذَلِكَ قَوْلُهُ : ( سُلْسِلَتِ الشَّيَاطِينُ ) ، يَعْنِى : أَنَّ اللهَ يَعْصِمُ فِيهِ الْمُسْلِمِينَ أَوْ أَكْثَرَهُمْ فِى الْأَغْلَبِ عَنِ الْمَعَاصِى وَالْمَيْلِ إِلَى وَسْوَسَةِ الشَّيَاطِينِ وَغُرُورِهِمْ ، ذَكَرَهُ الدَّاوُدِيُّ وَالْمَهْلَبُ . وَاحْتَجَّ الْمَهْلَبُ لِقَوْلِ مَنْ جَعَلَ الْمَعْنَى عَلَى الْحَقِيقَةِ فَقَالَ : وَيَدُلُّ عَلَى ذَلِكَ مَا يُذْكَرُ مِنْ تَغْلِيلِ الشَّيَاطِينِ وَمَرَدَتِهِمْ بِدُخُولِ أَهْلِ الْمَعَاصِى كُلِّهَا فِى رَمَضَانَ فِى طَاعَةِ اللهِ ، وَالتَّعَفُّفِ عَمَّا كَانُوا عَلَيْهِ مِنَ الشَّهَوَاتِ
Artinya : “Begitu juga sabda Rasulullah SAW ‘setan-setan dibelenggu’ maksudnya adalah sesungguhnya dalam bulan Ramadhan Allah menjaga orang-orang muslim atau mayoritas mereka secara umum dari kemaksiatan, kecenderungan untuk mengikuti bisikan dan godaan setan. Demikian sebagaimana dikemukakan oleh Ad-Dawudi dan Al-Mahlab. Al-Mahlab pun memberikan argumentasi yang mendukung kalangan yang memahami makna hadis ini dengan makna hakiki. Ia menyatakan bahwa setan terbelenggu karena para pendurhaka di bulan Ramadhan masuk ke dalam ketatatan kepada Allah dan menjauhkan diri dari hawa nafsunya,” (Ibnu Baththal, Syarhu Shahih Al-Bukhari)
Setan-setan yang terbelenggu dalam hadis ialah setan yang berada di luar tubuh manusia. Sedangkan manusia memiliki jin pendamping yang disebut qarin. Sosok itu lah yang tidak berpengaruh dan tidak terbelenggu di bulan Ramadan. Sehingga umat manusia tetap melakukan perbuatan buruk.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini