Hadis tentang Keutamaan Menjaga Lisan di Bulan Puasa

Jakarta, Beritasatu.com - Menahan lapar dan haus mungkin mudah bagi sebagian orang. Yang sulit adalah menjaga lisan supaya tidak bicara kasar dan bergunjing. Simak keutamaan menjaga lisan di bulan puasa.
Selama puasa Ramadan, umat muslim diminta menjauhi hal-hal yang dilarang Allah SWT, seperti melalaikan salat, berbuat maksiat, atau makan dan minum dengan sengaja. Namun ada hal yang juga dilarang tetapi sering dilupakan, yaitu berkata kasar dan bergunjing.
Siapa yang pernah dengar kata “Lidah bisa jadi pedang paling tajam di dunia”? Itu membuktikan lidah bisa sangat menyakiti hati seseorang atau menyebabkan petaka bagi orang lain. Maka dari itu, sebagai muslim ada baiknya untuk menjaga lisan saat bulan puasa.
Melansir situs MUI, perintah untuk menjaga lisan di bulan puasa tertera dalam dua hadis nabi.
Berikut hadis pertama yang membahas soal perintah menjaga lisan.
Lafaz Arab
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ رِوَايَةً قَالَ إِذَا أَصْبَحَ أَحَدُكُمْ يَوْمًا صَائِمًا فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَجْهَلْ فَإِنْ امْرُؤٌ شَاتَمَهُ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي صَائِمٌ إِنِّي صَائِمٌ
Artinya: “Dari Abu Hurairah -secara riwayat (menukil dan menceritakan hadits dari Nabi)- beliau bersabda, “Apabila salah seorang dari kalian di suatu hari sedang berpuasa berpuasa, maka janganlah dia berkata-kata kotor dan berbuat kebodohan dan sia-sia. Bila dia dicaci oleh orang lain atau diperangi, maka hendaklah dia mengatakan, “Sesungguhnya saya sedang berpusa.” (HR Muslim nomor 1151)
Ini hadis kedua yang menyatakan perintah menjaga lisan di bulan Ramadan berdasarkan riwayat lain dari Abu Dawud:
Lafaz Arab
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الصِّيَامُ جُنَّةٌ إِذَا كَانَ أَحَدُكُمْ صَائِمًا فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَجْهَلْ فَإِنْ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي صَائِمٌ إِنِّي صَائِمٌ
Artinya: “Dari Abu Hurairah bahwa Nabi ﷺ berkata, “Puasa adalah tameng, apabila salah seorang diantara kalian berpuasa maka janganlah ia berkata kotor, dan melakukan perbuatan bodoh. Apabila terdapat seseorang memusuhinya atau mencelanya maka hendaknya dia mengatakan, “Aku sedang berpuasa.”
Nabi memerintahkan umatnya agar tidak berkata kasar atau bergunjing karena hal tersebut tidak membawa dampak baik. Seseorang yang suka bicara kasar sangat dibenci Allah.
Itu tercantum dalam firman Allah di Surah An-Nisa ayat 148, yang bunyinya sebagai berikut:
Lafaz Arab
لَا يُحِبُّ اللّٰهُ الۡجَــهۡرَ بِالسُّوۡٓءِ مِنَ الۡقَوۡلِ اِلَّا مَنۡ ظُلِمَؕ وَكَانَ اللّٰهُ سَمِيۡعًا عَلِيۡمًا
Arab latin: Laa yuhibbullaahul jahra bis suuu'i minal qawli illaa man zulim; wa kaanallaahu samii'an 'aliiman.
Artinya: “Allah tidak menyukai perkataan buruk, (yang diucapkan) secara terus terang kecuali oleh orang yang dizhalimi. Dan Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”
Begitu pun dengan orang yang suka bergibah. Orang yang suka gibah dosanya lebih besar daripada orang yang berzina. Ini sabda Nabi terkait gibah:
"Gibah itu lebih berat dari zina. Seorang sahabat bertanya, 'Bagaimana bisa?' Rasulullah SAW menjelaskan, 'Seorang laki-laki yang berzina lalu bertobat, maka Allah bisa langsung menerima tobatnya. Namun pelaku ghibah tidak akan diampuni sampai dimaafkan oleh orang yang dighibahnya." (HR At-Thabrani)
Setelah membaca pemaparan di atas, mari kita mulai menjaga lisan. Tidak hanya di bulan Ramadan saja, tetapi di setiap kesempatan.
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI
Gerindra Berharap PSI Segera Dukung Prabowo Capres Seusai Kaesang Jadi Ketum
Misteri Kematian Pengawal Pribadi Kapolda Kaltara, Polisi Periksa 14 Orang Saksi
Video: Pedagang Keluhkan Media Sosial Rangkap E-Commerce Harga Lebih Murah
3
Sah, Kaesang Pangarep Jadi Ketua Umum PSI
4
B-FILES


Perlukah Presiden/Kepala Negara Dihormati?
Guntur Soekarno
Urgensi Mitigasi Risiko Penyelenggara Pemilu 2024
Zaenal Abidin
Identitas Indonesia
Yanto Bashri