Top News, Alasan Piala Dunia U-20 Batal hingga Wawancara Rafael Alun
Jakarta, Beritasatu.com - Pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 hingga wawancara eksklusif B-Universe dengan Rafael Alun Sambodo menjadi berita terpopuler Beritasatu.com.
Berikut adalah lima top news Beritasatu.com:
1. Ditanya Alasan Pembatalan Tuan Rumah, Erick Thohir: FIFA Melihat Ada Intervensi Pemerintah
Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengungkapkan bahwa FIFA tengah mempelajari dan mempertimbangkan sanksi untuk Indonesia terkait pembatalan tuan rumah Piala Dunia U-20. Hal itu dikatakan Erick Thohir usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo.
"Sanski terberat tentu ini yang kita tidak harapkan, kalau kita tidak bisa ikut kompetisi secara maksimal di seluruh dunia. Sebagai tim nasional ini suatu kemunduran, karena itu Bapak presiden meminta saya melobi ke FIFA," kata Erick Thohir, Jumat (31/3/2023).
2. KPK Bakal Klarifikasi Harta Pegawai Pajak Pekan Depan, Ini Bocoran Indikasinya
Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK akan mengundang sejumlah pegawai pajak dalam rangka klarifikasi laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN). Klarifikasi itu dalam rangka mendalami adanya sejumlah indikasi dari LHKPN mereka.
"Minggu depan merespons informasi dari masyarakat yang bertubi-tubi, jadi yang pertama akan dilakukan klarifikasi terhadap beberapa pegawai Ditjen Pajak," kata Deputi Pencegahan dan Monitoring KPK Pahala Nainggolan di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (31/3/2023).
3. Siapa Artis Inisial R yang Diduga Terlibat Kasus Rafael Alun Trisambodo?
omisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendalami informasi soal artis berinisial R yang diduga terlibat dalam kasus dugaan penerimaan gratifikasi mantan pejabat Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak, Rafael Alun Trisambodo.
Diketahui, ayah dari Mario Dandy Satriyo itu telah ditetapkan tersangka kasus penerimaan gratifikasi yang diduga telah diterimanya selama 12 tahun.
4. Heru Pambudi Buka Suara Usai Namanya Disebut Mahfud MD
Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Heru Pambudi menanggapi pernyataan Menko Polhukam Mahfud MD yang menyebut namanya dalam rapat bersama Komisi III DPR mengenai transaksi janggal Rp 189 triliun di Kemenkeu. Mahfud saat itu menyebut transaksi janggal tersebut ditutupi anak buah Menkeu Sri Mulyani dalam hal ini Direktur Jenderal Bea dan Cukai yang saat itu masih dijabat oleh Heru.
Heru menjelaskan laporan Pusat Pelaporan Analis Transaksi Keuangan (PPATK) sebesar Rp 189 triliun tersebut telah ditindaklanjuti pada tahun 2017 dengan pembentukan tim teknis. Dari tim ini, ada yang bertugas untuk mengulas soal pajak dan ada yang mengusut dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) dari nilai transaksi janggal sebesar Rp 189 triliun.
“Di tahun 2017, ada rapat koordinasi dalam bentuk gelar perkara. Saya hadir bersama ibu Sumiati, dan dua orang lain. Di situ kita membahas mengenai penguatan, apa yang perlu kita lakukan dalam perkara yang secara teknis, untuk bisa menguatkan pengawasan kepada komoditi emas ini, baik itu impor maupun ekspor, dan follow up dari gelar perkara itu kita bentuk tim teknis,” kata Heru di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Jumat (31/3/2023).
5. Ini Alasan Rafael Alun Tak Lapor Miliaran Rupiah di SDB ke LHKPN
Mantan pejabat Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan (DJP Kemenkeu) Rafael Alun Trisambodo mengungkapkan alasan dirinya tidak melaporkan uang miliar rupiah dalam safe deposit box (SDB) ke laporan harta kekayaan penyelenggara negara atau LHKPN.
Rafael mengaku, jika uang tersebut dilaporkan ke LHKPN, maka uang tersebut akan diketahui oleh istri dan anaknya.
“Saya tidak melaporkan di LHKPN, tidak melaporkan di SPT karena saya takut nanti pertama, istri saya tahu, jadi yang saya tutupi itu sebetulnya. Karena kalau ketahuan pasti anak-anak yang sudah tumbuh dewasa mintanya macam-macam, istri saya juga mintanya macam-macam,” ujar Rafael Alun di acara Obrolan Malam (OMA) Fristian yang ditayangkan BTV, Jumat (31/3/2023).
Saksikan live streaming program-program BTV di sini