Tabayun Tanda Penguasaan Wawasan Agama yang Kuat agar Tak Salah Tafsir

Jakarta, Beritasatu.com – Peningkatan pemahaman dalam beragama adalah keharusan bagi setiap orang. Dengan memiliki pemahaman yang kuat, seseorang dapat menyikapi penafsiran agama atau pemberitaan dengan melakukan tabayun atau menguji kebenaran informasi. Ini penting agar kejadian penyerangan di Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat beberapa hari lalu tidak terjadi lagi.
“Kejadian itu terjadi karena pelaku tidak memiliki wawasan keagamaan yang kuat dan tidak bertabayun. Si pelaku ingin melampiaskan apa yang menjadi keyakinan dia, bahwa mimpinya itu benar. Padahal mimpi itu ada dua, dari Allah dan Rasulnya, atau mimpi dari setan. Kalau mimpi dari setan pasti bertentangan dengan ajaran agama, tapi kalau mimpi dari Allah dan Rasulnya menjurus kepada kebaikan,” ujar Ketua MUI Bidang Pendidikan dan Kaderisasi, KH Abdullah Jaidi di Jakarta, Rabu (10/5/2023), seperti Antara.
Menurutnya, kasus seperti ini bukanlah hal baru. Banyak sekali orang yang bermimpi bertemu Nabi dan mengaku dapat wangsit, padahal dia bukan seorang yang ahli agama. Wangsitnya adalah bahwa harus ada persatuan dan kesatuan (seluruh) umat Islam di dunia.
“Ini berarti dia tidak paham konsep kenegaraan. Di dunia ini ada negara-negara yang berdiri atas kemauan rakyatnya. Ada negara yang kesepakatan rakyatnya itu berbentuk negara Islam, nasionalis, ataupun komunis. Indonesia itu kesepakatannya adalah negara republik, yang memiliki dasar hukum dan aturan sendiri, begitu juga dengan negara lainnya. Inilah yang tidak disadari. Jadi dai dan ulama itu perlu memiliki wawasan kebangsaan. Wawasan kebangsaan bukan bertujuan untuk bertentangan dengan agama, melainkan yang mengacu pada ajaran agama itu sendiri,” terang Kiai Jaidi.
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI
Tragedi Siswa SD di Petukangan Utara: Jenazah Dimakamkan, Guru Pingsan
Polisi: Pelaku dan Korban Pembunuhan di Central Park Tidak Saling Mengenal
Mutasi Polri, Kapolres Jakpus Kombes Komarudin Jadi Dirlantas Polda Jatim
Gali Jaringan Mucikari Mami Icha, Polda Metro Panggil 21 Korban di Bawah Umur
B-FILES


ASEAN di Tengah Pemburuan Semikonduktor Global
Lili Yan Ing
Perlukah Presiden/Kepala Negara Dihormati?
Guntur Soekarno
Urgensi Mitigasi Risiko Penyelenggara Pemilu 2024
Zaenal Abidin