Guru Gembul Ungkap Dampak Artificial Intelijen terhadap Pendidikan di Indonesia

Jakarta, Beritasatu.com - Praktisi Pendidikan dan Konten Kreator Guru Gembul blak-blakan mengenai kondisi pendidikan di Indonesia dalam diskusi di BTV bertema "Eksklusif! Guru Gembul Dorong Perubahan Dunia Pendidikan". Dalam diskusi tersebut, Guru Gembul mengemukakan tiga fakta yang mengejutkan tentang pendidikan di Indonesia.
Fakta pertama adalah bahwa guru-guru di Indonesia dianggap sebagai guru terburuk di dunia. Kementerian Pendidikan Indonesia bahkan pernah mengadakan ujian kompetensi. "Hasilnya menunjukkan bahwa hanya sekitar sepertiga guru yang lulus uji kompetensi tertulis," kata Guru Gembul, dikutip dari Channel Youtube Beritasatu, Jumat (2/6/2023).
Hal ini menggambarkan bahwa hanya sepertiga guru yang memiliki kualifikasi yang layak untuk mengajar. Jika kondisi ini tidak segera diperbaiki, maka guru-guru akan menghadapi kesulitan dalam menghadapi era pendidikan digital di masa depan.
Fakta kedua menunjukkan bahwa siswa-siswa di Indonesia juga termasuk dalam jajaran siswa terburuk di dunia. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Elizabeth Pizzani menunjukkan bahwa kurang dari sepertiga siswa SMA di Indonesia dapat menemukan kalimat inti dalam sebuah paragraf. Selain itu, hanya sedikit siswa yang mampu membaca data dengan baik. Fakta ini sangat mengkhawatirkan karena membuktikan bahwa siswa-siswa kita tidak menyadari seberapa buruknya tingkat pendidikan mereka.
Fakta ketiga membahas tentang dampak dari kemajuan teknologi Artificial Intelijen (AI) terhadap pekerjaan. Diperkirakan jutaan orang akan kehilangan pekerjaan mereka, sementara ada sekitar 9 juta lapangan kerja baru yang akan muncul. Menurut Guru Gembul, perubahan ini akan mendisrupsi dunia kerja secara radikal. Hal ini juga menunjukkan bahwa pendidikan di Indonesia harus siap menghadapi tantangan yang dihadirkan oleh AI.
Dalam konteks pendidikan, Guru Gembul mengungkapkan, terlihat bahwa hanya sekitar 46% guru di Indonesia yang mampu menggunakan media elektronik sebagai sumber pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa mereka masih belum terbiasa dengan pendidikan digital. Jumlah ini sangat rendah, dan menjadi alasan mengapa Indonesia tidak siap menghadapi dampak disrupsi pendidikan yang akan datang. Selain itu, hanya sedikit guru yang mampu menjadi pelatih bagi guru-guru lain dalam pembelajaran berbasis elektronik.
Melihat gambaran keseluruhan, pendidikan di Indonesia menghadapi tantangan yang sangat serius. Guru-guru dan siswa-siswa di Indonesia berada dalam situasi yang memprihatinkan. Oleh karena itu, Guru Gembul mengajak semua pihak berintrospeksi dan bergerak maju untuk memperbaiki masa depan pendidikan di Tanah Air. Kondisi saat ini membutuhkan tindakan yang serius dan kolaborasi dari semua pihak terkait. "Pendidikan harus menjadi perhatian utama untuk mengatasi tantangan ini. Diperlukan langkah-langkah konkret untuk meningkatkan kualitas guru, siswa, dan mempersiapkan mereka menghadapi era disrupsi teknologi," ujarnya.
BERITA TERKINI
Polisi: Pelaku dan Korban Pembunuhan di Central Park Tidak Saling Mengenal
Mutasi Polri, Kapolres Jakpus Kombes Komarudin Jadi Dirlantas Polda Jatim
Gali Jaringan Mucikari Mami Icha, Polda Metro Panggil 21 Korban di Bawah Umur
Harga Beras Tinggi, Lansia di Sidoarjo Terpaksa Mengais Padi Sisa Panen di Tengah Sawah
Kisah Asmara Lisa Blackpink dan Frederic Arnault Kian Terekspos ke Publik
B-FILES


ASEAN di Tengah Pemburuan Semikonduktor Global
Lili Yan Ing
Perlukah Presiden/Kepala Negara Dihormati?
Guntur Soekarno
Urgensi Mitigasi Risiko Penyelenggara Pemilu 2024
Zaenal Abidin