Banyak Janda Gara-gara Cerai, Kemenag: Ratusan Ribu Anak Jadi Yatim
Minggu, 11 Juni 2023 | 08:04 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Kementerian Agama (Kemenag) menyoroti soal angka perceraian di Indonesia yang meningkat tajam usai pandemi Covid-19. Tren tersebut menjadi tantangan yang menjadi fokus pemerintah untuk dituntaskan.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, Kamaruddin Amin mulanya menyampaikan, Indonesia kini tengah menghadapi masalah ketahanan keluarga. Dia menyebut, menjadi tantangan tersendiri untuk menjaga ketahanan keluarga.
BACA JUGA
Angka Penceraian Tinggi Usai Pilpres 2019 karena Beda Dukungan, Ketua MPR Ingatkan Masyarakat
"Untuk diketahui bahwa pascacovid-19, angka perceraian meningkat sangat tajam. Tahun 2022, ada sekitar 516.000 pasang keluarga-keluarga Indonesia bercerai," kata Kamaruddin dalam acara Islami Festival di Redtop Hotel, Jakarta, Sabtu (10/6/2023).
Kamaruddin menegaskan, tren perceraian tersebut menjadi tantangan yang mesti diatasi. Hal itu mengingat perceraian tidak hanya membuat pasangan rumah tangga menjadi janda, melainkan juga anak mereka akan dikorbankan lantaran menjadi anak yatim. Dia menyebut korban utama dari perceraian adalah perempuan dan anak-anak.
"Kita bisa membayangkan jika ada 516 ribu pasang bercerai setiap tahun, kita akan melahirkan ratusan ribu anak-anak yatim setiap tahun," tutur Kamaruddin.
Selain itu, Kamaruddin menyebut kekerasan rumah tangga serta pernikahan dini turut menjadi masalah yang tengah menimpa para keluarga Indonesia. Dia mengungkapkan tren pernikahan dini masih sangat tinggi, walaupun regulasi telah berupaya mengatur.
"Angka perceraian semakin tinggi, anak yatim semakin banyak, pernikahan dini semakin tinggi. Pernikahan dini juga ternyata berkorelasi dengan banyaknya generasi stunting. Generasi stunting ini juga ancaman bagi kita semua," ujar Kamaruddin.
Oleh sebab itu, Kamaruddin menerangkan Kemenag telah bekerja sama dengan kementerian/lembaga lainnya untuk merespons berbagai persoalan tersebut. Respons tersebut diwujudkan lewat implementasi sejumlah program dalam rangka mengatasi berbagai persoalan keluarga dan anak di Indonesia.
"Kita memiliki program untuk memberikan pencerahan, memberikan literasi keluarga kepada mereka yang ingin menikah, yang jumlah peristiwa menikah tiap tahun sekitar 2 juta peristiwa nikah. Mereka harus mendapatkan pengetahuan tentang keluarga," ungkap Kamaruddin.
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI
PDIP Soal Kaesang Dikabarkan Gabung PSI: Ojo Grasa-grusu Masuk Parpol
1
Gibran: Tak Ada Omongan Kaesang kepada Keluarga Besar Soal Gabung ke PSI
3
PDIP Soal Kaesang Dikabarkan Gabung PSI: Ojo Grasa-grusu Masuk Parpol
B-FILES


Perlukah Presiden/Kepala Negara Dihormati?
Guntur Soekarno
Urgensi Mitigasi Risiko Penyelenggara Pemilu 2024
Zaenal Abidin
Identitas Indonesia
Yanto Bashri