Upaya dan Mitigasi Risiko BKKBN Bidik Penurunan Stunting 14 Persen hingga 2024
Selasa, 27 Juni 2023 | 08:17 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memiliki target untuk menurunkan angka stunting sebesar 14% pada tahun 2024. Deputi Bidang Advokasi Penggerakan dan Informasi BKKBN, Sukaryo Teguh Santoso mengatakan bahwa target ini akan dicapai melalui upaya serius, termasuk mitigasi terhadap risiko yang mungkin terjadi.
"Kita punya pekerjaan rumah untuk menurunkan stunting sebesar 14% sampai akhir 2024. Ini tentu saja bukan sebuah pekerjaan yang mudah, maka memang perlu dimitigasi faktor utama resikonya seperti apa," kata Teguh Santoso dalam diskusi bertajuk, "Langkah Penting Turunkan Stunting" yang digelar Forum Merdeka Barat (FMB) 9, Senin (26/6/2023).
Menurutnya, angka stunting mengalami penurunan signifikan selama masa pandemi COVID-19. Hal ini terjadi karena adanya kerja sama yang intensif antara BKKBN, lembaga terkait, dan pemerintah daerah. Dalam kerangka kerja sama ini, penyuluhan tentang stunting selalu dikaitkan dengan penyuluhan COVID-19.
"Dalam kerangka kerja sama itu, penyuluhan tentang Covid dikaitkan dengan stunting, penyuluhan KB juga dikaitkan dengan stunting, pembangunan keluarga dikaitkan dengan stunting bahkan berbicara tentang kependudukan ada hubungannya dengan stunting," jelas Teguh Santoso dalam diskusi yang sejalan dengan tema BKKBN "Menuju Keluarga Bebas Stunting, Indonesia Maju".
"Jadi dengan kita tetap mematuhi protokol kesehatan, seluruh komponen lapangan di jajaran BKKBN dan sebagainya secara tidak langsung pula melakukan sosialisasi. Jadi sosialisasi stunting itu sudah mulai ada sejak saat itu," tambahnya.
Namun demikian, Teguh Santoso mengakui bahwa masih ada banyak tantangan dan hambatan yang dihadapi dalam memutus mata rantai stunting, terutama untuk mencapai target penurunan sebesar 14 persen pada tahun 2024.
Tantangan tersebut meliputi kebijakan pemerintah dan juga tingkat pemahaman masyarakat yang masih rendah terkait stunting.
"Stunting ini memang sangat penting untuk segera diatasi sehingga perlu diambil kebijakan yang spesifik, salah satunya dengan memobilisasi anggaran daerah. Jadi kami, bersama pemerintah daerah diberi mandat khusus untuk mengkoordinasi kebijakan kebijakan itu," paparnya.
"Kemudian dari aspek masyarakat sebagai penerima layanan publik. Jadi literasi itu memang perlu digerakkan betul. Masyarakat kita secara umum belum paham stunting itu apa? Apakah yang tidak pendek itu termasuk stunting atau memang betul juga semua yang stunting itu pasti pendek? Jadi ini memang menjadi tantangan kita semua. Nah maka literasi terkait apa itu stunting kepada masyarakat dan keluarga menjadi sangat penting," tambahnya.
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI

8 Tips Aman Gunakan Gadget Agar Tidak Merusak Kesehatan Mata

Masalah Asmara Diduga Penyebab Perempuan Muda Melompat dari Lantai 17 Apartemen di Tangsel

Korban Ledakan Tabung Gas CNG di Sukabumi Dimakamkan, Keluarga: Usut Tuntas

Alam Sutera dan BSD Sambut Baik PPN DTP, Optimistis Dongkrak Animo Pembeli Rumah

Selain SYL, Kasdi dan Hatta Turut Diperiksa Besok di Bareskrim Polri


Proses, Biaya, dan Risiko Sedot Lemak yang Perlu Diketahui

Harga Cabai Naik, Keuntungan Pelaku Kuliner di Kediri Menyusut Akibat Sambal

Semifinal Piala Dunia U-17: Menang Adu Penalti atas Argentina, Jerman ke Final

Jumat, Firli Bahuri Bakal Diperiksa Jadi Tersangka Dugaan Pemerasan SYL


Tambah Koleksi Penghargaan, Bank Jatim Raih Juara Satu ARA 2022

Risiko Serangan Jantung Mengintai Anak Muda, Ini Langkah yang Harus Dilakukan Menurut Dokter

Pemerintah Beri Lampu Hijau, TikTok Shop Siap Beroperasi Lagi

Ini Kata 3 Menteri Soal Merger TikTok Shop dengan E-Commerce Lokal
1
Gencatan Senjata Israel-Hamas Diperpanjang 2 Hari
B-FILES


Pemilu 2024 vs Kesejahteraan Mental Generasi Z
Geofakta Razali
Rakernas IDI dan Debat Pilpres 2024
Zaenal Abidin
Indonesia dan Pertemuan Puncak APEC
Iman Pambagyo