Tahun Politik, BNPT: Waspadai Radikalisme dan Terorisme Menyusup ke Parpol

Solo, Beritasatu.com - Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Irfan Idris mengatakan, perlunya mewaspadai upaya penyusupan radikalisme dan terorisme pada tahun politik seperti saat ini, khususnya melalui partai politik (parpol).
"Memang BNPT tidak menangani urusan partai, tetapi selalu kita ajak masyarakat kalau misalnya dia tidak masuk partai, tetapi mau berpartai harus berhati-hati. Kalau ada partai berkolaborasi dengan partai lain, hati-hati. Jangan satu simbol dikatakan ini yang paling benar, ini yang sangat agamis. Karena teroris juga sudah tidak menggunakan simbol-simbol tertentu seperti dahulu," ujarnya seusai menjadi pembicara dalam workshop masional "Malaysia-Indonesia in Countering Radicalism, Extremism and Terrorism Through Digital Media" di The Sunan Hotel Solo, Kota Solo, Jawa Tengah, Rabu (27/9/2023).
Masyarakat, lanjutnya, juga harus berhati-hati dan lebih jeli dalam menerima narasi yang mengandung atau mengarah ke perpecahan. Karena saat ini, menurut Irfan, banyak narasi-narasi yang menggunakan istilah-istilah yang indah dilihat dan dibaca tetapi isinya berbahaya.
"Narasi yang dilihat indah tetapi ujungnya berbahaya, tujuannya menghancurkan meski di awalnya seolah-olah mempersatukan, seolah-olah mengangkat budaya Indonesia tetapi sebenarnya bukan itu tujuannya. Karena itu, jangan mudah terpancing narasi-narasi yang beredar di tahun politik dan pemilu mendatang," ujarnya.
Irfan mengatakan, BNPT selalu mengajak masyarakat untuk melakukan pencegahan, menghindari narasi-narasi yang provokatif. Apalagi narasi yang bisa merusak kebersamaan dan keutuhan berbangsa.
"Ini pesta demokrasinya sejenak, tetapi dampaknya panjang. Karena itu, ini waktunya kita untuk memperbaiki cara kita bernegara. Jangan mudah terpancing, harus saring dulu baru sharing. Saat ini yang jadi masalah itu kan sebenarnya banyak orang suka sharing-sharing tetapi tidak tahu sumbernya dan hanya didapat dari medsos. Ini yang harus diubah," paparnya.
"Makanya kami mengajak tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh seni, tokoh budaya untuk media sosial membanjiri dunia ini dengan narasi-narasi yang membumi. Narasi-narasi kearifan lokal yang mempersatukan agar jangan mudah terpancing," tutupnya.
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI

Jumat, Polda Metro Jaya Panggil Aiman soal Oknum Aparat Tak Netral

Lagi-lagi Tak Kampanye, Gibran Pilih Hadiri Upacara di Balai Kota Solo

Masa Kampanye Pemilu 2024, Bupati Sleman Minta ASN Sleman Hati-hati Gunakan Medsos

Bareskrim Polri Temukan Dugaan Kebocoran Data Pemilih di Situs KPU

Prediksi Liga Champions Galatasaray vs MU: Partai Hidup Mati Setan Merah di Istanbul

DPK Oktober Tumbuh Melambat Jadi Rp 7.982 Triliun, Penanda Korporasi Ekspansi

Masa Kampanye Pemilu 2024 Dimulai, Ini 12 Zona Terlarang untuk Pasang APK di Kota Makassar

Rumah Demokrasi G8C: Maksimalkan Dukungan TKI untuk Pasangan Prabowo-Gibran

TKN: Punya Tanggung Jawab Jabatan, Prabowo-Gibran Hanya Cuti 2 Kali Seminggu

Gerindra Minta Kader Masif Kampanyekan Prabowo-Gibran

Pembicaraan OPEC+ Temui Jalan Buntu, Ini Dampaknya ke Harga Minyak

30 Link Twibbon Hari Korpri 2023 yang Bisa Digunakan untuk Foto Profil Medsos

Cara Mudah Melakukan Pijat Kretek Mandiri di Rumah

Hari Menanam Pohon Nasional, Pelindo Multi Terminal Tanam 8.000 Bibit Mangrove di Kalimantan Tengah

“I-LAND 2” Rilis Teaser Pertamannya di MAMA 2023
1
5
B-FILES


Pemilu 2024 vs Kesejahteraan Mental Generasi Z
Geofakta Razali
Rakernas IDI dan Debat Pilpres 2024
Zaenal Abidin
Indonesia dan Pertemuan Puncak APEC
Iman Pambagyo