Jakarta - Pengamat politik dari IndoStrategi Pangi Syarwi Chaniago mendesak Presiden Joko Widodo untuk melakukan reshuffle jilid II berdasarkan kinerja kerja para menteri. Penilaian dan evaluasi kinerja kabinet ini harus dilakukan oleh tim yang fokus dan independen memantau kinerja kementerian.
"Misalnya dari segi target yang tercapai dan serapan anggaran. Jadi basisnya adalah kinerja. Kan ada juga menteri yang ritual pencitraannya bagus di media, belum tentu kinerja bagus. Ada menteri yang tak begitu muncul dan tampil ke media namun capaian program dan kinerjanya justru bagus," ujar Pangi di Jakarta, Jumat (8/4).
keberadaan tim independen yang menilai kinerja kementerian, kata dia sangat penting sehingga tidak ada lagi kementerian atau parpol yang menilai kinerja kementerian lainnya. Hal ini juga, menurutnya akan mencegah pendiktean Presiden Jokowi dan intervensi parpol terkait reshuffle.
"Di era SBY dulu ada tim penilai yakni UKP4. Dia bekerja independen dan profesional dan hasil kerja tim tersebut direkomendasikan ke presiden sebagai pertimbangan bagi presiden melakukan reshuffle," tandas dia.
Pangi menilai reshuffle di era Jokowi-JK cenderung meraba-raba dan indikatornya juga belum jelas. Agenda reshuffle, ujar dia tampak lebih pada persoalan suka atau tidak suka, memperbanyak alokasi kursi untuk partai dengan mengurangi porsi menteri dari profesional.
"Harus kembali presiden membuktikan perkataannya dulu yakni koalisi tanpa syarat dan tidak bagi bagi kekuasaan. Semangat reshuffle yakni memperbaiki kinerja kementerian agar pemerintahan bisa berlari kencang, bukan dalam kerangka membuka keran bagaimana memperbanyak kursi parpol," terang dia.
Pangi mengaku wajar jika ada kompromi dengan parpol terutama parpol pendukung pemerintah dalam melakukan reshuffle kabinet. Namun, dia berharap agar parpol memberikab sosok kader terbaik dan mumpuni di pos kementerian yang ditugasi.
"Tentu, hasil reshuffle tahap pertama belum begitu mengembirakan dan belum sesuai kehendak publik. Maka ini momentum presiden untuk mengembalikan menteri dari partai yang menterinya tidak bagus dan meminta kembali ke partai untuk segera memberikan kader yang bagus dan punya kapasitas mengisi pos kementerian," pungkas Pangi.
Sumber: BeritaSatu.com