PBB saat ini memiliki 120.000 personel yang bertugas di bawah 15 operasi perdamaian.
Permintaan akan perempuan pasukan penjaga perdamaian dari Indonesia untuk misi-misi perdamaian Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) di seluruh dunia terus meningkat.
Demikian disampaikan oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dalam acara Jakarta International Defense Dialogue, yang diadakan di Jakarta, Rabu (21/3).
"Pasukan perempuan itu akan dikerahkan untuk misi sosial atau kesehatan," kata Purnomo.
PBB saat ini memiliki 120.000 personel yang bertugas di bawah 15 operasi perdamaian. Brigadir Jenderal Imam Edy mulyono, Komandan Pusat Penjaga Perdamaian Indonesia (the Indonesian Peacekeeping Center) di Sentul, Jawa Barat, mengtakan pada hari Selasa (20/3) bahwa PBB telah meminta Indonesia untuk merekrut lebih banyak prajurit perempuan supaya jumlahnya bisa mencapai 20 persen dari jumlah kontingen pasukan perdamaian dari Indonesia. Pasukan yang direkrut adalah prajurit, perwira non komisi, dan perwira.
Dia mengatakan bahwa Indonesia telah mengirimkan prajurit-prajurit perempuan berpangkat sersan untuk misi United Nations Interim Force In Lebanon (UNIFIL) di Libanon untuk bertugas sebagai staff. Saat ini, Indonesia menempatkan sekitar 1974 prajurit perdamaian di tujuh misi PBB dimana UNIFIL adalah yang terbesar dengan 1.456 prajurit.
"Sejauh ini, jumlah prajurit perempuan dalam misi perdamaian Indonesia hanya 5 persen dari tim penjaga perdamaian kami," kata Imam. Dia juga megatakan bahwa sejak 2005, Indonesia sudah mengirimkan prajurit perempuan sebagai pengamat militer di misi PBB di Kongo.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki Moon, dalam kuliahnya mengenai tantangan yang dihadapi pasukan perdamaian Indonesia, hari Selasa (20/3), mengatakan bahwa pasukan perempuan akan sangat cocok menangani perempuan korban penyiksaan di wilayah konflik.
"Mereka (pasukan perempuan) sangat berguna menangani laporan tentang pelecehan dan penyiksaan seksual pada perempuan karena mereka tidak nyaman menceritakan penderitaan mereka kepada laki-laki," ujarnya.
Ban mengatakan saat dia mulai menjabat sebagai Sekjen, tidak ada perempuan berpangkat komandan dalam pasukan perdamaian PBB, namun saat ini sudah ada tujuh perempuan yang memegang posisi sebagai komandan dalam misi-misi perdamaian PBB.
Ban menambahkan sejak dia menjabat sebagai sekjen di tahun 2007, jumlah perempuan yang memimpin misi perdamaian terus meningkat.
"Saya merekrut lebih banyak perempuan dari segala pangkat. Saya inging meningkatkan jumlah polisi wanita PBB sebesar 20 persen. Saat ini, perempuan merepresentasikan sekitar 30 persen dari jumlah staf sipil PBB dalam misi-misi perdamaian, sedangkan jumlah polwan PBB saat ini hanya 9 persen dari keseluruhan polisi PBB dan hanya 4 persen dari angkatan militer PBB," kata Ban.
"Kami harus meningkatkan jumlah itu. Bukan atas kepentingan kuota atau sebagai panutan dalam kesetaraan gender, melainkan karena seringkali, perempuan adalah yang terbaik untuk menyelesaikan suatu pekerjaan," ujar Ban.
Di kesempatan yang sama, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan Indonesia akan menjadi 10 besar negara penyumbang pasukan perdamaian dengan jumlah personel sebanyak 4.000 orang.