Jakarta - Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menyayangkan jika ada purnawirawan TNI dan Polri yang terlibat paham radikal. Para purnawirawan tersebut dianggap sudah mengingkari Sapta Marga dan Sumpah Prajurit.
“Lupa itu dia. Enggak betul dia dengan sumpahnya sendiri," kata Ryamizard usai memberikan pembekalan program bela negara kepada para rektor, ketua, direktur, dan koordinator Kopertis Perguruan Tinggi se- Indonesia. Kegiatan tersebut telah berlangsung sejak Selasa (25/7) dan berakhir Rabu ini.
Kegiatan itu dihadiri 111 peserta yang terdiri dari Koordinator Kopertis Wilayah I-XIV sebanyak 14 orang serta perwakilan rektor, ketua, direktur perguruan tinggi dari seluruh Indonesia sejumlah 97 orang.
Sebelumnya, Ketua Umum Persatuan Purnawirawan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (PEPABRI) Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar menyebut ada sebagian kecil purnawirawan TNI-Polri yang saat ini sudah terpengaruh dengan paham radikal dan anti-Pancasila. Dia mengajak para purnawirawan tersebut untuk kembali setia pada Saptra Marga, Sumpah Prajurit, dan Tribrata.
"Betul di kalangan purnawirawan ada yang terpengaruh paham radikal. Ada 1-2, 10-20 mungkin," kata Agum di Istana Presiden, Jakarta, Selasa (25/7).
Ryamizard menjelaskan tugas TNI dan Polri membela ideology negara berlaku hingga mati. haram bagi TNI dan Polri untuk mengikuti paham radikal karena mereka sebagai tulang punggung utama penjaga NKRI ini.
"Tentara itu sampai mati membela Pancasila. Sapta Marga dan Sumpah Prajurit itu tidak pernah dicabut, sampai mati," tegas Ryamizard.