Jakarta - Banyak orang masih menganggap batuk hanyalah gangguan kesehatan biasa. Sebagian bahkan membiarkannya sembuh dengan sendiri. Padahal, kalau dibiarkan berlarut-larut, ternyata batuk mengindikasikan kondisi kesehatan berat berikut ini.
Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher Rumah Sakit Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Fauziah Fardizza menjelaskan, batuk yang tak kunjung sembuh hingga dua minggu perlu diwaspadai.
“Kalau sudah lebih dari dua minggu sampai suara serak, harus ke dokter untuk caritahu apakah sebuah penyakit atau cuma gejala penyakit,” ujar Fauziah pada acara peluncuran produk baru dari Deltomed Laboratories, OB Herbal Ziplong, di Jakarta, Rabu (26/7).
Dikatakan Fauziah, batuk yang berlangsung lama adalah gejala dari gangguan yang lebih berat, seperti infeksi virus di tenggorokan, penyakit tuberkulosis atau TBC, atau sakit tenggorokan akibat kuman yang disebut Streptokokus.
“Streptokkokus di tenggorokan paling sering menyebabkan infeksi yang bisa menular ke mana-mana, bisa ke ginjal dan jantung,” kata dia.
Lanjut Fauziah, seiring perubahan cuaca yang semakin tidak menentu, meningkatnya kadar polusi udara di perkotaan serta kegemaran measyarakat Indonesia mengonsumsi makanan pedas, berminyak, goreng-gorengan dan kebiasan merokok, maka peluang terkena batuk dan gangguan tenggorokan semakin tinggi.
Batuk, kata Fauziah, bukanlah penyakit, melainkan reflek proteksi tubuh untuk membersihkan jalan napas atau tenggorok ketika terpapar oleh lendir atau partikel kecil seperti asap dan debu agar proses bernapas berjalan lancar. Penyebab batuk dan radang tenggorokan tersering adalah infeksi jalan napas atas yang dapat disebabkan oleh virus atau bakteri. Virus atau bakteri tersebut menghasilkan lendir yang mengiritasi jalan napas.
“Jadi di dalam tenggorokan sebetulnya terdapat bakteri yang hidup rukun dengan kita sehari-hari tanpa menyebabkan penyakit, namanya flora normal. Flora ini bisa menjadi bakteri oportunis bila ada iritasi,” kata Fauziah.
Bakteri tersebut, lanjutnya, akan menginfeksi tenggorokan. Karenanya harus dicegah agar tidak ada iritasi di tenggorakan. Mengonsumsi obat batuk dapat membantu memperlancar dan melegakan proses bernapas. Obat herbal juga dianjurkan untuk memperbaiki gejala penyakit.
Chief Marketing Officer Deltomed Laboratories Febby Intan mengatakan, obat batuk yang direkomendasikan adalah yang berbahan herbal alami, yang bukan antitusif dan ekspektoran. Obat herbal alami membantu mengatasi gejala batuk kering dan berdahak serta menyembuhkan peradangan yang menjadi penyebab batuk. Selain berkhasiat sebagai anti peradangan dan mengurangi batuk, obat herbal biasanya mengandung jahe yang memberi hangat, kencur dan madu meningkatkan stamina tubuh, herba timi berfungsi mengeluarkan dahak, akar kayu legi mengurangi lendir, sedangkan daun mint melegakan pernapasan.
Sumber: Suara Pembaruan