Jakarta - Stimulasi dalam proses tumbuh kembang anak, merupakan hal yang sangat penting agar anak tidak mengalami keterlambatan tumbuh kembang. Namun, setiap orang tua juga perlu memahami tahap perkembangan anak sesuai usia, sehingga bisa diketahui stimulasi apa yang harus diberikan. Tahapan perkembangan anak ini bisa didapatkan dengan mudah melalui berbagai sumber, misalnya buku-buku yang menampilkan tabel perkembangan anak.
"Keterlambatan tumbuh kembang anak seringkali disebabkan oleh kurangnya stimulasi dari orang tua, atau salah memberikan stimulasi sesuai dengan tahap perkembangan anak," kata psikolog Annelia Sari Sani, di acara seminar Hari Anak Nasional (HAN) 2018 di RSAB Harapan Kita, Jakarta, Senin (23/7).
Dikatakan Annelia, sebelum memberikan stimulasi, orang tua harus mengenal kebiasaan dan kesukaan anak. Stimulasi tersebut juga harus dilakukan dalam bentuk kegiatan bermain yang menyenangkan bagi anak.
Beberapa contoh stimulasi fisik untuk anak usia 0-1 tahun seperti membiarkan anak lebih sering berada di matras atau alas main di lantai, kemudian bermain bersama di matras dan mencontohkan gerakan seperti merayap, merangkak dengan menggunakan lutut, berlutut, dan lainnya.
"Biarkan anak lebih sering berada di matras. Menggendong hanya pada saat menyusui, atau saat anak sedang tidak merasa nyaman dan sakit. Yang juga penting, sebaiknya tidak menggunakan baby bouncer atau baby walker," pesannya.
Sedangkan untuk stimulasi kognitif, Annelia menyampaikan anak-anak biasanya belajar dari meniru. Karenanya, berbicaralah sesering mungkin dengan anak. Ucapkan kata-kata dengan jelas dan utuh dengan kecepatan berbicara sedang.
"Kita juga bisa membacakan cerita singkat yang bisa selesai dalam waktu 2-3 menit secara rutin. Tunjukan dan biarkan anak memanipulasi objek atau mainan. Namun pastikan objek atau mainan tersebut dalam keadaan bersih dan tidak mengandung bahan berbahaya," pesan Annelia.
Sumber: BeritaSatu.com