Jakarta - Dokter spesialis anak dari RSAB Harapan Kita, Eva Devita, mengingatkan para orang tua agar memahami dan peduli terhadap tahap pertumbuhan dan perkembangan anak. Hal ini sangat penting agar dapat mendeteksi secara dini masalah pertumbuhan dan perkembangan anaknya.
"Masalah pertumbuhan dan perkembangan anak bila ditangani sejak dini hasilnya akan optimal. Makanya, penting sekali melakukan pemantauan rutin," kata Eva Devita, di acara seminar Hari Anak Nasional (HAN) 2018 di RSAB Harapan Kita, Jakarta, Senin (23/7).
Eva memberi contoh beberapa red flags atau tanda bahaya perkembangan motorik anak yang perlu diperhatikan. Misalnya di usia empat bulan kepala tidak stabil saat didudukkan, usia sembilan bulan tidak dapat duduk, usia 12 bulan tidak dapat memindahkan benda dari tangan satu ke tangan lain, atau usia 18 bulan tidak dapat berjalan sendiri.
Menginjak usia dua tahun, beberapa tanda bahaya perkembangan motorik seperti tidak tertarik mencoba makan sendiri, usia tiga tahun masih kesulitan memanipulasi benda kecil atau makan sendiri, usia empat tahun tidak dapat menggambar garis atau lingkaram, dan usia lima tahun tidak dapat menggambar sederhana orang atau tidak dapat berpakaian dan makan sendiri.
"Dengan memahami tanda-tanda bahaya ini, kita bisa melakukan evaluasi penyebabnya, apakah karena status gizi, penyakit kronis, penyakit saraf, pola asuh, genetik, atau karena kurang stimulasi dari orang tua. Dari situ kita bisa melakukan langkah-langkah penanganan seperti memberikan stimulasi, mengobati penyakit dasar, hingga fisioterapi. Kalau ini dilakukan lebih dini sejak terdeteksi, hasilnya akan lebih optimal," tutur Eva.
Sumber: BeritaSatu.com