Jakarta - Komisi II DPR Andi Mariatang mendorong gerakan "Caleg Tolak Politik Uang" untuk mencegah politik uang di Pemilu Legislatif 2019. Menurut Andi, gerakan tolak politik uang penting agar bisa menghasilkan anggota legislatif yang berintegritas dan berkualitas.
"Yang terdepan menolak politik uang adalah caleg. Jadi, perlu ada gerakan bersama para caleg yang bertarung di Pemilu 2019 tolak politik uang sehingga politik uang tidak menjadi kebiasaan," ujar Andi saat diskusi bertajuk "Antisipasi dan Penindakan Politik Uang dalam Pemilu 2019" di Media Center Bawaslu, Jalan MH Thamrin Nomor 14, Sarinah, Jakarta, Senin (8/10).
Andi optimistis gerakan ini bisa diwujudkan di Pemilu 2019. Sebab, banyak caleg di Pemilu 2019 merupakan pendatang baru yang potensial.
"Ini sebuah pilihan untuk niat yang baik. Saya tergerak karena banyak pendatang baru yang potensial di pemilu mendatang," tandas dia.
Namun, dia berharap gerakan "Caleg Tolak Politik Uang" didukung oleh penyelenggara pemilu yang juga ikut mensosialisasikan gerakan ini. Termasuk, kata dia, penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku politik uang.
"Kita juga berharap masyarakat sipil bisa menyuarakan gerakan ini ke masyarakat bahwa menjadi anggota legislatif bukan hanya karena uang banyak, tetapi karena kita sudah bekerja untuk rakyat," imbuh dia.
Daya Rusak Tinggi
Andi mengakui bahwa politik uang mempunyai daya rusak yang tinggi. Pertama, kata Politisi PPP ini, politik uang membuat pemilih tidak independen dalam memilih. Padahal, hak politik merupakan sesuatu yang berharga dan penting untuk menentukan masa depan Indonesia.
"Banyak pengalaman, di basis-basis kita yang sudah dibina dan didik, namun hanya karena dapat amplop dan uang maka pilihannya berubah," ungkap dia.
Kedua, kata dia, para caleg yang menggunakan politik uang sebenarnya merendahkan martabat manusia. Pasalnya, para caleg menghargai pemilih dengan uang.
"Menurut saya caleg yang menggunakan uang untuk mendapatkan suara atau dukungan, menunjukkan ketidakpercayaan pada diri sendiri. Dia merasa tidak punya kualitas dan integritas, akhir memakai uang," tutur dia.
Ketiga, lanjut dia, kelompok yang paling dirugikan dengan politik uang adalah para caleg perempuan yang umumnya tidak mempunyai kekuatan finansial yang memadai. Padahal, dari segi kualitas dan integritas, para caleg perempuan ini tidak diragukan.
"Pemilu muaranya adalah untuk mensejahterakan rakyat ketika wakil rakyat terpilih benar-benar bekerja untuk rakyat, bukan bekerja untuk mengembalikan modal yang digunakan untuk politik uang. Karena itu, gerakan caleg tolak politik uang penting disuarakan terus menerus agar mencegah korupsi dari awal," katanya.
Sumber: BeritaSatu.com