Lampung Selatan - Seorang bocah Aulia Meyza Putri (5) anak Rudiansyah yang dilaporkan hilang oleh keluarganya pada saat kejadian bencana tsunami di Gubuk Seng Pulau Sebesi, Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan pada Sabtu (22/12) hingga saat ini masih terus dicari.
Menurut informasi diterima dari tim Basarnas di Lampung Selatan, Minggu (30/12), hingga saat ini pihak keluarga terus mengupayakan pencarian di sekitar pulau, dibantu petugas terkait, namun hingga saat ini belum ada informasi terbaru terkait korban tersebut serta belum ada laporan resmi dari pihak Basarnas setempat.
Ciri-ciri bocah perempuan itu adalah berambut hitam panjang, menggunakan kalung bergambarkan Masha and The Bear, dan menggunakan baju daster bergambar kuda poni.
Hingga kini Badan SAR Nasional (Basarnas) Provinsi Lampung juga masih terus mencari tujuh orang nelayan yang sedang memancing, namun dilaporkan hilang saat terjadi tsunami di perairan Pantai Selatan, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung.
Ketika terjadi tsunami Selat Sunda, tujuh nelayan itu sedang memancing di Pulau Rakata Kecil, dan hingga kini belum ditemukan.
"Operasi pencarian dan pertolongan pascatsunami Selat Sunda sudah memasuki hari kedelapan. Sampai saat ini nasib tujuh nelayan itu belum diketahui karena belum ditemukan," kata Humas Basarnas Lampung Deni Kurniawan saat dihubungi melalui teleponnya, Sabtu (29/12) malam.
Deni menjelaskan pencarian pada Sabtu malam terbagi menjadi tiga wilayah. Tim pertama melakukan penyisiran menggunakan perahu karet di sekitar perairan Minangruah hingga Pantai Blebu.
"Untuk tim kedua, kita melakukan pencarian ke perairan Pulau Sebesi dan perairan Pulau Sertung menggunakan Sea Rider milik Marinir. Tim ketiga masih menyisir di sekita Batu Balak hingga Way Muli," kata dia lagi.
Ia menambahkan kondisi perairan sejak Sabtu sore tidak mendukung. Gelombang perairan Pantai Selatan di Lampung Selatan mencapai ketinggian hingga 1,5 meter.
Proses pencarian tersebut juga dibantu oleh anggota marinir setempat.
"Gelombang laut cukup tinggi sejak sore sampai malam ini. Tapi karena kita pakai Sea Rider milik marinir, kita bisa menembus gelombangnya," kata dia pula.
Hingga Sabtu (29/12), korban tsunami Selat Sunda menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencapai 431 orang meninggal dunia, 7.200 orang luka-luka, 15 orang hilang, dan 46.646 orang mengungsi. Kerugian material antara lain 1.778 unit rumah rusak, 78 unit penginapan dan warung rusak, 434 perahu dan kapal rusak dan lainnya.
Sumber: ANTARA