Bupati Minta Pemerintah Pertahankan Badan Restorasi Gambut
Jakarta, Beritasatu.com - Bupati Mappi, Papua, Kristosimus Yohanes Agawemu mengharapkan pemerintah pusat memperpanjang masa tugas Badan Restorasi Gambut (BRG) yang akan berakhir tahun 2020. Menurutnya, keberadaan badan itu sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Papua khususnya di Mappi.
“Kami mengharapkan BRG tetap dipertahankan dan dilanjutkannya programnya di distrik-distrik di Mappi terutama yang belum tersentuh dan tertangani program restorasi gambut dapat berlanjut," ujar Kristosimus Yohanes kepada wartawan seusai berbuka puasa di Jakarta, Rabu (8/5/2019).
Turut hadir Ketua BRG Nazir Foead, Deputi Bidang Edukasi, Sosialiasasi, Partisipasi dan Kemitraan BRG, Myrna A Safitri, dan Ketua Pokja Kalimantan dan Papua, Rudi Priyanto.
Kristosimus mengatakan, sejak 2017-2019, selain melakukan restorasi lahan gambut yang terbakar di Mappi, BRG juga banyak membantu kegiatan masyarakat melalui penanaman kembali pohon sagu dan pendampingan ke petani dalam budidaya sagu.
“Dengan budidaya ini ke depan masyarakat Papua tidak akan kekuranga makanan khasnya dan produksinya akan terus terjaga,” katanya.
BRG, lanjutnya, memberikan banyak pendampingan revitalisasi ekonomi budidaya sagu kepada masyarakat lokal. Salah satunya memberikan pengetahuan tentang cara mengolah sagu menjadi berbagai jenis penganan yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat Mappi. Kristosimus mengatakan, masyarakatnya menyambut antusias setiap program yang diberikan BRG.
Tekan Titik Panas
Sementara itu,Ketua BRG Nazir Foead mengatakan, BRG dibentuk melalui Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2016. BRG mempunyai tugas mengkordinasikan dan memfasilitasi restorasi gambut di tujuh provinsi prioritas yakni Provinsi Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Papua.
Target restorasi gambut yang ditetapkan sekitar 2 juta dari 2,6 juta ha lahan gambut yang terbakar selama lima tahun, yang akan berakhir pada 31 Desember 2020 mendatang.
Dikatakan, sejak dibentuk 2016 hingga 2018, BRG bersama pemerintah daerah dan berbagai mitra kerja, berhasil menekan jumlah titik panas dan luas kebakaran. Pencapaian tersebut tersebar di area target restorasi gambut yang berada di tujuh provinsi.
Dibanding 2015, titik panas yang berhasil ditekan hingga 2018 sebanyak 12.520 titik di Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah sebanyak 3.743 titik, Jambi 1.013 titik, Riau 809 titik, serta Papua dan Kalimantan Selatan masing-masing 57 titik.
Disebutkan, pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi jumlah titik panas dan luas areal yang terbakar. Antara lain melalui infrastruktur pembasahan gambut, 11.800 sumur bor, 5.936 sekat kanal, 242 penimbunan kanal, 141 embung, dan 142 unit alat pemantau tinggi muka air.
Disebutkan penanganan lahan gambut di setiap provinsi berbeda. Di Papua yang mempunyai lahan gambut seluas 39.239 ha masih bersifat masih “bayi” (muda) yang penanganannya berbeda dengan gambut di Sumatera dan Kalimantan.
“BRG juga meningkatkan kualitas sumber daya manusia di sekitar area gambut dengan melakukan pendampingan di 262 desa/kelurahan serta melakukan edukasi dan sosialisasi yang melibatkan 20.950 peserta,” ujar Nazir Foead.
Sumber: Suara Pembaruan
Saksikan live streaming program-program BTV di sini