KKP Gelar Bulan Bakti Karantina dan Mutu 2019
Menteri Susi: Ayo Makan Ikan Biar Pintar

Yogyakarta, Beritasatu.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM), tahun ini kembali menyelenggarakan Bulan Bakti Karantina dan Mutu 2019. Mengusung tema “Melalui Gemasatukata (Gerakan Masyarakat Sadar Mutu dan Karantina), Kita Wujudkan Pemanfaatan Sumber Daya Ikan Yang Lestari dan Berkelanjutan”, Bulan Bakti Karantina dan Mutu 2019 dilaksanakan serentak di Pusat BKIPM dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) KIPM seluruh Indonesia, mulai 23 Juni hingga pertengahan Juli 2019 mendatang.
Kegiatan yang diselenggarakan setiap tahun ini sebagai wujud upaya pemerintah dalam meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai kesehatan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan serta keamanan hayati ikan. Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, sosialisasi mengenai ikan invasif perlu dilakukan sebagai upaya pencegahan agar tidak ada lagi masyarakat yang mengimpor atau membeli ikan-ikan invasif dari luar negeri dan melepaskannya ke perairan umum.
Meski tidak dapat hadir, melalui tayangan video Menteri Susi kembali mengkampanyekan kepada masyarakat yang hadir diacara tersebut untuk gemar mengonsumsi ikan. “Ikan itu sangat sehat, dan ingat gak ancaman saya. Tidak makan ikan, saya tenggelamkan. Jadi ayo kita makan ramai-ramai biar pintar,” ujar Susi Pudjiastuti dalam siaran pers yang diterima Beritasatu.com, Senin (24/6/2019).
Dalam bulan bakti BKIPM 2019 ini, Menteri Susi juga kembali mengingatkan kembali mengenai sampah plastik. “Kita kurangi dari diri kita dengan tidak menggunakan, memakai atau menerima sampah plastik. Tidak boleh lagi memakai kantong plastik sekali pakai, gunakan kantong atau tas yang tahan lama dan bisa digunakan berkali-kali. Ayo kita menuju Indonesia yang lebih baik dengan mengurangi pemakaian plastik sekali pakai, dimulai dari diri kita sendiri”, terang Menteri Susi.
Sementara itu Kepala BKIPM Rina mengatakan Bulan Bakti Karantina dan Mutu adalah bentuk public awareness BKIPM dalam rangka meningkatkan pemahaman dan partisipasi masyarakat terhadap penyelenggaraan fungsi perkarantinaan, pengendalian mutu, dan keamanan hasil perikanan, serta keamanan hayati ikan.
"Dengan pemahaman yang tepat, ragam potensi sumber daya perikanan dapat dimanfaatkan secara optimal sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik masing-masing wilayah. Caranya dengan memengaruhi pola pikir dan pola perilaku masyarakat, para pelaku usaha, dan pemerintah daerah, serta instansi terkait," ungkap Kepala BKIPM Rina.
Rina berharap, semua pihak dapat berperan aktif dalam menjaga kesehatan ikan, mutu, dan keamanan hasil perikanan, serta keberlanjutan sumber daya ikan.
Dalam kesempatan ini juga dilakukan penyerahan bantuan berupa benih ikan Tawes dan Nilem sebanyak 1.200.000 ekor untuk restocking waduk Sermo, Penyerahan Bantuan Ikan Sehat dan Bermutu sebanyak 10 ton ikan beku, Ikan Olahan Berstandar Nasional sebanyak 30 master carton, penyerahan bantuan dari Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDMKP), berupa alat transportasi ikan segar berupa kendaraan roda dua (Altis-2) sebanyak 2 unit, serta penyerahan penghargaan kepada petugas PTSP BKIPM Terbaik. Pelepasan rintisan ekspor ikan hias dan pengiriman masal benih ikan air tawar domestik serta ikan sehat bermutu dilakukan sebagai penutup acara pembukaan Bulan Bakti KIPM 2019.
“Penyelenggaraan bulan Bakti Karantina dan Mutu Hasil Perikanan terbukti mampu memberikan dampak positif bagi tumbuhnya kesadaran dan pemahaman masyarakat atas isu kesehatan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan serta keamanan hayati ikan,” pungkas Rina.
Sumber: BeritaSatu.com
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI
Grup SRAJ Dapatkan Pinjaman Rp 500 Miliar dari Indonesia Infrastructure Finance
Penemuan Jenazah Wanita Gegerkan Wisatawan Penangkaran Buaya Mayang Mangurai
Nama Bacawapres Ganjar Mengerucut ke Khofifah, Hasto PDIP: Hanya Bu Mega yang Tahu
5
B-FILES


ASEAN di Tengah Pemburuan Semikonduktor Global
Lili Yan Ing
Perlukah Presiden/Kepala Negara Dihormati?
Guntur Soekarno
Urgensi Mitigasi Risiko Penyelenggara Pemilu 2024
Zaenal Abidin