Jambi, Beritsatu.com - Peningkatan kualitas jurnalis atau wartawan di Indonesia tidak boleh berhenti mengantisipasi maraknya penyebaran informasi bernuansa provokatif yang bertentangan dengan kaidah-kaidah jurnalistik di era digitalisasi saat ini.
Peningkatan kualitas jurnalis harus terus diupayakan sebagai salah satu penguatan peranan pers menyampaikan informasi atau berita yang baik kepada masyarakat. Kemampuan wartawan meliput dan menyiarkan berita yang mengacu pada norma-norma dan etika pers sangat penting agar masyarakat lebih mempercayai berita media massa yang akurat, jujur, berimbang dan positif dibanding berita bohong (hoax), bernuansa hasutan yang diperloleh melalui media sosial (medsos).
“Peningkatan kualitas wartawan di era digitalisasi saat ini dan masa mendatang penting agar kualitas berita yang disajikan media semakin berkualitas, memenuhi norma-norma jurnalistik dan mampu membendung penyebaran informasi bersifat agitatif atau hasutan,” kata Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, Atal S Depari kepada Suara Pembaruan seusai acara syukuran perbaikan kantor PWI Cabang Jambi di Kota Jambi, Sabtu (16/11/2019).
Menurut Atal S Depari, untuk meningkatkan kualitas wartawan yang berada di bawah naungan PWI, PWI terus mengintensifkan pembinaan dan pelatihan wartawan. Pembinaan dan pelatihan wartawan tersebut tidak hanya dilakukan PWI, tetapi juga perusahaan-perusahaan yang bermitra dengan PWI. Pihak Astra misalnya sudah mengadakan program pendidikan dan pelatihan wartawan. Namun peserta, waktu dan tempat pelatihan dan pendidikan wartawan tersebut ditentukan sendiri oleh pihak Astra.
“PWI Pusat juga terus berupaya meningkatkan pembinaan dan pelatihan wartawan ke seluruh daerah di Indonesia. Untuk tahun depan, kami mencoba mengadakan pendidikan jurnalistik jarak jauh. Pendidikan jurnalistik jarak jauh tersebut dilakukan memanfaatkan media digital. Pengajar tidak perlu lagi datang ke daerah. Materi pendidikan jurnalistik disampaikan melalui media digital ke kelompok-kelompok belajar wartawan PWI di daerah,”katanya.
Copy Paste
Lebih lanjut dikatakan, rendahnya kualitas wartawan belakangan ini menimbulkan munculnya wartawan-wartawan copy paste (fotokopi berita). Belakangan ini semakin marak pemberitaan yang serupa dalam media-media online padahal berita tersebut tidak bersumber dari satu kantor berita.
Keseragaman berita yang semakin sering mewarnai pemberitaan media massa online tersebut, tambah Atal S Depari cenderung membuat penghargaan masyarakat terhadap media berkurang. Banyaknya media yang menyiarkan berita serupa persis tersebut berpotensi membuat pembaca semakin enggan membaca berita yang ditayangkan media online.
“Saya juga kurang paham kenapa belakangan ini banyak media online menayangkan berita yang sama persis. Berita tersebut bukan kutipan dari kantor berita. Pemberitaan seperti itu merugikan media online sendiri. Minat masyarakat membaca berita yang sama persis tersebut biasanya rendah. Kemudian pihak google juga biasanya hanya membayar media yang lebih dulu menyiarkan suatu berita. Jadi bila ada media online yang menyiarkan berita sama persis dengan media online lainnya yang telah lebih dulu menyiarkan suatu berita, media tersebut tidak akan mendapat imbalan dari pihak google.
Sementara itu, Wali Kota Jambi, Syarif Fasha pada acara syukuran kantor PWI Cabang Jambi tersebut mengatakan, pihaknya juga memiliki perhatian besar melakukan pembinaan wartawan di Kota Jambi. Salah satu program pembinaan tersebut, mengirimkan wartawan melakukan studi banding ke beberapa daerah lain.
“Baru-baru ini kami mengirimkan puluhan wartawan Kota Jambi melakukan studi banding ke Batam, Provinsi Kepulauan Riau dan Singapura. Melalui studi banding tersebut para wartawan tersebut diharapkan semakin memiliki kemampuan menyajikan berita yang baik dan benar-benar bermanfaat bagi daerah dan masyarakat,”katanya.
Dikatakan, pemberitaan media yang baik dan konstruktif sangat dibutuhkan untuk memajukan pembangunan daerah. Melaluiliputan-liputan wartawan, berbagai kekurangan pembangunan daerah dapat diperbaiki pemerintah dan prestasi pembangunan daerah bisa disiarkan lebih luas.
“Saat ini pemerintah dan masyarakat semakin membutuhkan good news (berita baik), bukan bad news (berita buruk). Karena itu wartawan diharapkan kini semakin perlu menanamkan prinsip the good news is the good news, bukan lagi the bad news is the good news,”katanya.
Sementara itu, acara syukuran kantor PWI Cabang Jambi itu, PWI Cabang Jambi juga memberikan “PWI Jambi Award 2019” kepada Wali Kota Jambi, Syarif Fasha dan mantan Gubernur Jambi, Abdurrahman Sayoeti (alm). Syarif Fasha dianugerahi penghargaan pers tersebut karena dinilai cukup banyak memperhatikan pembinaan wartawan dan konsisten merawat tugu pers yang dibangun tahun 2012 di Kota Jambi. Kemudian mantan Gubernur Jambi, Abdurrahman Sayoeti (alm) mendapat anugerah pers dari PWI Cabang Jambi sebab kantor PWI Cabang Jambi dibangun pada Abdurrahman Saoeti menjadi Gubernur Jambi di era Orde Baru.
Sumber: Suara Pembaruan