Jakarta, Beritasatu.com - Satgas Antimafia Bola menahan enam tersangka kasus dugaan match fixing atau pengaturan skor pertandingan Liga III antara Perses Sumedang dan Persikasi Bekasi, di Stadion Ahmad Yani Sumedang, 6 November 2019 lalu.
Kepala Satgas Antimafia Bola Brigjen Pol Hendro Pandowo mengatakan, tugas Satgas Antimafia Jilid II mengedepankan langkah-langkah pencegahan atau preventif agar tidak terjadi tindakan pengaturan skor pertandingan sepak bola di Indonesia.
"Namun demikian, ternyata masih terjadi adanya pengaturan skor yang sudah kita lakukan tindakan tegas, penangkapan, di Liga III, pertandingan antara Persikasi Bekasi melawan Persatuan Sepak Bola Sumedang," ujar Hendro, di Mapolda Metro Jaya, Kamis (28/11/2019).
Dikatakan Hendro, pengungkapan kasus ini bermula dari laporan masyarakat yang diterima Satgas Antimafia Bola. Setelah tim turun ke lapangan, dapat disimpulkan kalau memang ada dugaan pengaturan skor dari pertandingan kedua tim yang berakhir dengan skor 3-2 untuk kemenangan Persikasi Bekasi itu.
"Setelah kita lakukan gelar perkara, kita menentukan beberapa tersangka, dan berturut-turut pada tanggal 22 November 2019, kita melakukan penangkapan. Pertama wasit utama berinisial DSP. Setelah itu pada hari yang sama, di Bekasi, kita melakukan penangkapan juga terhadap tiga orang yang berasal dari manajemen Persikasi Bekasi berinisial BT, HR, dan SH. Kita lanjutkan melakukan penangkapan terhadap perantara saudara MR, dan yang terakhir kita menangkap saudara DS dari bagian perwasitan Asprov PSSI Jawa Barat," ungkapnya.
Hendro menyampaikan, Satgas Antimafia Bola masih memburu dua orang berinisial T dan HN, anggota Exco PSSI Jawa Barat yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) atau buron.
"Para tersangka telah kita lakukan pemeriksaan dan saat ini masih pendalaman, yang jelas sudah dilakukan penahanan di Polda Metro Jaya. Terhadap para pelaku kita kenakan Pasal 2, Pasal 3 Undang-undang Nomor 11 Tahun 1980 tentang penyuapan. Barang bukti ada HP, ATM, ada buku bank. Saat ini, proses segera kita percepat untuk pemberkasan. Terhadap DPO kita lakukan pengejaran, dan harapan kita tidak terjadi match fixing lagi untuk mewujudkan sepak bola Indonesia yang bersih, bermartabat, dan berprestasi," katanya.
Sumber: BeritaSatu.com