Medan, Beritasatu.com - Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Edy Rahmayadi meminta seluruh daerah untuk membentuk tim khusus untuk memantau perkembangan penyebaran virus korona di daerah masing - masing. Tim yang terbentuk itu melibatkan pemerintah, dinas kesehatan, rumah sakit maupun lainnya.
“Alhamdulillah, sampai saat ini, daerah kita masih aman dari penyebaran virus tersebut. Untuk mengantisipasi, kita harus bergerak cepat bentuk tim. Saling koordinasi khususnya di pintu-pintu masuk ke Sumut. Seperti di bandara harus diperketat pengawasan,” ujar Edy Rahmayadi di Medan, Selasa (28/1/2020).
Edy mengatakan, pihaknya sudah melakukan rapat koordinasi kesiapsiagaan menghadapi penyakit pneumonia coronavirus di Ruang Rapat Lantai 10, Kantor Gubernur Sumut, Jalan Diponegoro Nomor 30 Medan, Senin (27/1/2020).
Rapat koordinasi dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan Sumut dan OPD terkait, Binda Sumut, Rumah Sakit Adam Malik, Rumah Sakit USU, Rumah Sakit Umum Deliserdang, Rumah Sakit Bhayangkara Medan, Rumah Sakit AU Soewondo dan Diskes Lantamal I.
Selain itu, PT Angkasapura II, Kantor Kesehatan Pelabuhan Medan (KKP), Pelindo Belawan, Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKLPP) Kelas I Medan, Dinas Kesehatan Medan dan Kanwil Kemenkumham Sumut divisi Keimigrasian, juga hadir dalam rapat koordinasi tersebut.
Gubernur mengharapkan, masyarakat Sumut tidak khawatir dan tidak mudah mempercayai kabar yang tidak jelas kebenarannya. “Jangan khawatir untuk masyarakat. Kita selaku pemerintah pasti akan mengupayakan langkah untuk melindungi rakyat Sumut,” tuturnya.
Kepala Dinas Kesehatan Sumut Alwi Mujahit Hasibuan seusai rapat menyampaikan beberapa poin hasil rapat. “Sesuai arahan Bapak Gubernur tadi, usai rapat ini segera kita bentuk tim yang terdiri dari beberapa stakeholder terkait,” ucap Alwi.
Beberapa langkah yang diambil khususnya di bandara, antara lain penyediaan Thermal Scanner untuk mendeteksi suhu tubuh manusia serta dilengkapi dengan perangkat pengukur kecil yang menangkap radiasi infra merah, disebut microbolometer.
“Jadi di pintu depan itu kita sudah tutup rapat. Mudah-mudahan tidak ada yang lolos,” harapnya. Kemudian pendataan mobilitas masyarakat Sumut atau pendatang dari Tiongkok juga akan dimonitor.
Begitu pula dengan sosialisasi ke seluruh Kabupaten/Kota Sumut agar lebih waspada, khususnya yang banyak memiliki TKI atau TKA.
“Selanjutnya, tim juga akan membentuk pos-pos dimana kalau ada terjadi ciri atau gejala yang menandakan adanya penyakit ini seperti demam tinggi, sesak nafas, batuk, influenza dan memiliki riwayat dalam kurun waktu 14 hari berkunjung dari negara yang terjangkit segera lah melaporkan atau memeriksakan diri,” sebutnya.
Sumber: Suara Pembaruan