Denpasar, Beritasatu.com - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyebutkan proyek kilang Masela dapat menjadikan Indonesia sebagai pemasok gas alam cair (LNG) dunia.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto pada Indopacific LNG Summit Bali 2020, Rabu (4/3/2020).
Soetjipto menyatakan, terdapat penurunan produksi gas dan kebijakan pemerintah untuk memprioritaskan penggunaan gas ke pasar domestik dalam rangka meningkatkan nilai tambah dan mendukung peningkatan daya saing industri dalam negeri.
Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) menyebutkan penurunan produksi ini akan mencapai 20% per tahunnya.
Namun, SKK Migas mampu mempertahankan produksi migas di atas RUEN sepanjang 2015-2019 yakni dengan 7.254 MMSCFD dengan lifting sebesar 5.923 MMSCFD. Dengan adanya proyek Masela dan giant discovery di Sakakemang, produksi gas juga diperkirakan akan mencapai 12.300 MMSCFD, sehingga produksi gas akan terhindar dari defisit.
"Selesainya proyek kilang Masela dan proyek utama hulu migas, serta penemuan lainnya dapat menjadikan Indonesia kembali sebagai salah satu produsen gas utama dunia. Hal ini juga dapat mendukung pemerintah untuk meningkatkan daya saing indsutri dalam negeri dengan ketersediaan pasokan gas," ujar Dwi Soetjipto.
SKK Migas saat ini memiliki empat strategi untuk meningkatkan produksi migas nasional. Di antaranya adalah peningkatan produksi existing yang tinggi, transformasi sumberdaya ke produksi, mempercepat chemical EOR, serta eksplorasi untuk giant discovery untuk cadangan migas.
Adapun penemuan berskala besar ini sudah mengidentifikasi 12 area yang berpotensi. Di antaranya adalah enam wilayah di Indonesia bagian barat, empat area di bagian timur, serta dua lainnya di laut dalam.
Dari total produksi gas tahun 2019 sebesar 6.140 BBTU, penyaluran dalam bentuk LNG secara keseluruhan mencapai 2.025 BBTU dengan alokasi untuk domestik sebesar 508 BBTU dan LNG ekspor sebesar 1.417 BBTU.
Saat ini, kapasitas kilang LNG tanah air mencapai 16 MTPA yang berasal dari LNG Tangguh sebesar 7,6 MTPA dan LNG Bontang 8,6 MTPA. Kapasitas kilang LNG akan bertambah sebear 13,3 MTPA jika proyek train 3 Tangguh dengan kapasitas 3,8 MTPA dan Abadi LNG (Masela Project) sebesar 9,5 MTPA selesai dibangun.
Sementara itu, pasar ekspor utama - Cina, Jepang, Korea Selatan, Thailand, Taiwan - dipasok dari kilang LNG Badak dan LNG Tangguh.
Sumber: PR