Yogyakarta, Beritasatu.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman menyatakan siap menanggung biaya pengobatan bagi masyarakat Sleman maupun non Sleman namun berdomisili di Sleman yang memang terindikasi positif mengidap virus corona.
Baca: Warga Singapura Positif Corona Pulang dari Jakarta
Bupati Sleman, Sri Purnomo, mengungkapkan, warga yang berdomisili di Sleman dengan keterangan dari RT setempat akan diperlakukan sama.
"Semua Puskesmas sebagai garda terdepan mendeteksi penyakit ini, ketika ada pasien yang memiliki gejala flu, demam, batuk disertai sesak nafas maka pihak akan mengorek informasi lebih lanjut perihal sejarah pasien. Apakah pasien mendapatkan gejala ini setelah pergi ke negara lain atau bertemu dengan WNA atau tidak," ucap Sri Purnomo di Sleman, Rabu (4/3/2020).
Jika ada riwayat pasien kontak dengan WNA dari negara dengan wabah virus corona, maka akan dilakukan penindakan lebih lanjut.
"Jika benar ada indiksi, akan dirujuk ke rumah sakit tipe B, yang akan tanggung-jawab siapa? Kalau wabah nasional dan sudah jadi Kejadian Luar Biasa (KLB) dan BPJS kesehatan tidak meng-cover, maka sesuai Permenkes, segala bentuk pembiayaan akan dibebankan kepada pemerintah dalam hal ini kementerian kesehatan dan pemerintah daerah,” ujar Sri Purnomo.
Bupati Sleman menyatakan, siap membiayai pasien terindiksi corona. "Jangan sampai ada pasien yang ditolak hanya karena pembiayaan. Kami Pemkab Sleman siap untuk membayar itu sampai sembuh," tegasnya.
Baca: 5 Pasien Dirawat Khusus di RS Sardjito, Negatif Virus Corona
Demikian juga dengan RS, Bupati Sleman menegaskan agar tidak menolak pasien dengan pertimbangan siapa yang akan membiayai.
"Ketika pemerintah menetapkan ini sebagai KLB maka anggaran yang dipakai berasal dari dana kedaruratan dan pembiayaan ini tak hanya untuk warga Sleman saja. Semua orang Sleman dan yang berdomisili di Sleman, kan di Sleman banyak mahasiswa, jumlahnya mencapai 200.000 orang," terangnya.
Dikatakan, selain menyiapkan anggaran darurat, Pemkab Sleman juga telah menginstruksikan seluruh rumah sakit agar mengaktifkan ruang isolasi pasien, untuk mengantisipsi dan saat melakukan observasi pasien.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman, Joko Hastaryo, menambahkan, rumah sakit kelas C di Sleman telah dilengkapi ruang isolasi airbone dengan beberapa peralatan canggih yang bisa meminimalisir resiko penularan penyakit antar pasien maupun dengan petugas medis.
"Meski baru dua RS yang siap jadi rujukan untuk pasien dengan virus corona, semua rumah sakit di Sleman sudah menyiapkan diri dengan ruang isolasi baik di rumah sakit tipe C maupun B," ungkapnya.
Sumber: BeritaSatu.com