ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT

Satu Bulan Belajar Online, 72,8% Siswa Mengeluh Penumpukan Tugas

Penulis: Maria Fatima Bona | Editor: EAS
Senin, 27 April 2020 | 20:48 WIB
Siswa SD mengerjakan tugas sekolah menggunakan aplikasi daring dari gawai sambil berjemur sinar matahari pagi di rumahnya, di Laladon Gede, Desa Laladon, Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, belum lama ini.
Siswa SD mengerjakan tugas sekolah menggunakan aplikasi daring dari gawai sambil berjemur sinar matahari pagi di rumahnya, di Laladon Gede, Desa Laladon, Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, belum lama ini. (Antara Foto)

Jakarta, Beritasatu.com - Setelah satu bulan lebih menjalankan belajar dari rumah, tepatnya sejak 19 Maret 2020, Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bidang Pendidikan, Retno Listyarti, mengatakan ada 246 pengaduan, baik dari siswa maupun dari orangtua.

Keluhan rata-rata terkait dengan kuota data, tugas yang menumpuk, hingga tidak adanya perangkat gawai yang memadai untuk belajar online. Keluhan diperoleh KPAI dari survei terhadap penerapan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dengan 1.700 responden, mulai dari jenjang Taman Kanak-kanak (TK) sampai SMA/sederajat di 20 provinsi dan 54 kabupaten/kota.

Tidak hanya survei, KPAI juga pernah menerima laporan dari para guru yang wajib lapor hasil penilaian atau kinerja setiap hari, sehingga mereka terpaksa menugaskan siswa setiap setiap hari sesuai jadwal bidang studi.

Sementara dari hasil survei yang dilakukan KPAI, sebanyak 81,8% responden siswa mengatakan, selama PJJ para guru lebih menekankan pemberian tugas. Bahkan guru jarang menjelaskan materi, diskusi atau tanya jawab.

ADVERTISEMENT

"Sebanyak 77,8% mengeluh tugas menumpuk karena seluruh guru memberikan tugas dengan waktu yang sempit. Belum selesai tugas pertama, sudah datang tugas selanjutnya dari guru yang lain. Sedangkan 37,1% responden mengeluhkan waktu pengerjaan tugas sempit, sehingga membuat siswa kurang istirahat dan kelelahan," kata Retno pada paparan survei pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dan sistem penilaian jarak jauh berbasis pengaduan KPAI secara daring di Jakarta, Senin (27/4/2020).

Data survei juga menunjukkan ada 42,2% responden tidak memiliki kuota internet, sehingga sulit jika harus melakukan tatap muka menggunakan aplikasi zoom atau sekadar video call. Ada 15,6% responden tidak memiliki peralatan PJJ yang memadai seperti laptop atau handphone dengan spesifikasi memadai untuk belajar daring. 



Sumber: BeritaSatu.com

Bagikan

BERITA TERKAIT

KPAI Desak Tindak Tegas Polisi yang Tembakkan Gas Air Mata ke SD di Pulau Rempang Batam

KPAI Desak Tindak Tegas Polisi yang Tembakkan Gas Air Mata ke SD di Pulau Rempang Batam

NASIONAL
Diduga Terdampak Polusi Udara, Banyak Siswa SD di Jaktim Batuk Flu

Diduga Terdampak Polusi Udara, Banyak Siswa SD di Jaktim Batuk Flu

MEGAPOLITAN

BERITA TERKINI

Kesaksian Korban Selamat Kecelakaan Maut di Exit Tol Bawen, Ada Kendaraan yang Terbakar

NUSANTARA 1 jam yang lalu
1068458

Komplotan Pencuri Rel Kereta Api Kota Padang Panjang Dibekuk Polisi

NUSANTARA 2 jam yang lalu
1068449

Ganjar Komitmen Perbanyak Bangun Layanan Kesehatan Mental

BERSATU KAWAL PEMILU 2 jam yang lalu
1068448

Hasil Man City vs Nottingham: The Citizens Pertahankan Rekor Selalu Menang

SPORT 3 jam yang lalu
1068447

Video: Siswi SD Diperkosa Penjaga Sekolah

MULTIMEDIA 3 jam yang lalu
1068441

Video: Rumah Terbakar, Dua Lansia Tewas

MULTIMEDIA 3 jam yang lalu
1068439

Bupati Sumenep Perangi Budaya Negatif Pemuda dengan Panggung Kreasi Anak Negeri

NUSANTARA 3 jam yang lalu
1068446

FIFA Puji Erick Thohir yang Sukses Bangun Sepak Bola Indonesia

SPORT 3 jam yang lalu
1068445

Korban Tewas Kecelakaan Maut di Exit Tol Bawen Jadi 4 Orang

NUSANTARA 3 jam yang lalu
1068444

Video: Pria Paruh Baya Tewas Tercebur Sumur

MULTIMEDIA 3 jam yang lalu
1068436
Loading..
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ARTIKEL TERPOPULER





Foto Update Icon
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT