Surabaya, Beritasatu.com - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyebut peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day pada tahun 2020 ini diselimuti keprihatinan mendalam.
Situasi darurat Covid-19 mengakibatkan tidak sedikit pelaku usaha yang merugi dan gulung tikar sehingga berimbas pada buruh. Situasi ini, tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi di 213 negara dunia.
"Tidak ada yang menginginkan ini terjadi. Ini semua di luar kuasa kita sebagai manusia. Tidak hanya berat untuk para buruh tapi juga pelaku usaha," ungkap Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jumat (1/5/2020).
Menurut Khofifah, jumlah pekerja yang dirumahkan 32.365 dari 555 perusahaan yang sebagian besar melanda sektor perhotelan dan pariwisata di Jawa Timur.
Selanjutnya, juga berdampak terhadap sektor -sektor lain yang menyebabkan terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK). Hingga akhir April terdapat 5.348 pekerja dari 210 perusahaan di Jawa Timur, yang di PHK.
Tidak hanya itu, lanjut Khofifah, para pekerja migran Indonesia (PMI) asal Jawa Timur pun ikut terimbas dampak Covid-19 ini. Total ada 1.895 orang PMI yang pulang akibat habis kontrak. Sedangkan, 386 lainnya dipulangkan paksa (deportasi) dari negara tujuan pekerja.
Wabah Covid-19 ini juga menyebabkan 4.801 calon PMI yang seharusnya berangkat ke luar negeri untuk bekerja namun negara penerima menolak kehadiran mereka. Dengan demikian, para calon PMI tersebut menambah jumlah angka pengangguran di Jawa Timur.
"Tidak banyak yang bisa dilakukan. Ini tahun berat, karenanya saya pun meminta para buruh untuk bersabar dan menunggu hingga situasi kembali normal," tuturnya.
Sumber: BeritaSatu.com