Hingga Pertengahan Tahun, 100 Pelaku Teror Dibekuk
Jakarta, Beritasatu.com - Ada sekitar 100 pelaku teror yang ditangkap Densus 88-Antiteror hingga pertengahan tahun ini. Padahal sepanjang tahun lalu ada sekitar 300 tersangka teror yang dibekuk.
Jika berkaca pada statistik, angka di 2020 ini (minimal hingga pertengahan tahun) tidak sampai separuh dibanding tahun lalu. Ada kemungkinan jumlah pelaku teror akan turun tahun ini.
Meski begitu menurut Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar sel teroris akan terus aktif. Termasuk di masa pandemi Covid-19.
Baca Juga: Cegah Propaganda Terorisme, BNPT Akan Buat Satgas Ulama
Ada tiga alasan utama mengapa masa pandemi ini malah bisa dimanfaatkan para pelaku teror termasuk Indonesia. Pertama Covid-19 digunakan sebagai propaganda jika kiamat sudah dekat.
“Kedua, masa pandemi dimana orang tinggal di rumah dan online membuka kesempatan bagi pelaku teror untuk merekrut dan menghasut (melalui media online),” kata Boy kepada Beritasatu.com, Minggu (12/7/2020).
Alasan ketiga adalah penyalahgunaan bantuan kemanusiaan untuk aksi terorisme. Masa pandemi membuka ruang bagi kelompok teror.
Untuk diketahui pelaku teror yang ditangkap pada 2019 itu juga turun dibanding tahun 2018 yang mencapai 395 tersangka.
Jika 2018 itu ada 19 aksi, maka 2019 ada 9 aksi. Sedangkan sepanjang 2020 ini ada beberapa aksi teror dimana ada beberapa yang paling mencolok yaitu penyerangan anggota polisi di Bank Syariah Mandiri, Kabupaten Poso, Sulteng pada 15 April.
Lalu penyerangan Markas Polsek Daha Selatan, Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan pada 1 Juni dan penyerangan Wakapolres Karanganyar Kompol Busroni di Karanganyar pada 21 Juni.
Sumber: BeritaSatu.com
Saksikan live streaming program-program BTV di sini