Jakarta, Beritasatu.com - Bidang transportasi merupakan penyumbang emisi gas buang tertinggi. Untuk itu, Kementerian Perhubungan (Kemhub) terus berupaya untuk menekan emisi gas rumah kaca dengan meningkatkan layanan angkutan umum.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Angkutan Jalan Ahmad Yani ketika memberikan sambutan secara daring pada kegiatan Bimbingan Teknis Rencana Aksi Nasional - Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) di Yogyakarta, Rabu (29/7/2020).
Yani menjelaskan, Kemhub saat ini memiliki program peningkatan layanan angkutan umum melalui skema Buy the Service yang tersebar di beberapa kota. Tahun ini, terdapat lima kota yang mendapatkan program tersebut yakni Palembang, Solo, Yogyakarta, Medan, dan Denpasar.
"Tahun depan, kami sudah mulai menggunakan bus listrik. Sudah kami hitung berapa biaya operasinya dan bagaimana pengaruhnya pada penurunan emisi gas rumah kaca," kata Yani.
Yani juga akan membantu penggunaan non-motorized vehicle di daerah. Tak hanya itu, pemerintah daerah (pemda) diharapkan dapat melakukan manajemen rekayasa lalu lintas yang mendukung angkutan umum, sehingga transportasi umum menjadi lebih menarik.
Dengan ini, masyarakat dapat beralih dari kendaraan pribadi ke angkutan umum.
Adapun Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Ditjen Hubdat) telah melakukan sejumlah aksi mitigasi gas rumah kaca. Di antaranya adalah mendorong pembinaan dan pengembangan sistem transit bus rapid transit (BRT), serta memanfaatkan teknologi lalu lintas dengan area traffic control system (ATCS).
Beberapa strategi lainnya adalah pembangunan budaya berkendara yang lebih baik (smart driving), analisis dampak lalu lintas (Andalalin), peremajaan armada angkutan umum hingga penggunaan solar cell pada penerangan jalan umum.
Menurut Kasubdit Angkutan Perkotaan Wahyu Hapsoro, penyelenggaraan Bimtek RAN-GRK ditujukan untuk meningkatkan kualitas inventarisasi gas rumah kaca sub-sektor transportasi darat baik bagi SDM Balai Pengelola Transportasi Darat selalu perwakilan Ditjen Hubdat.
Kegiatan ini juga ditujukan untuk membantu dinas perhubungan (dishub) setempat dalam melaksanakan inventarisasi dan merencanakan kegiatan pendukung aksi mitigasi gas rumah kaca.
Dalam sambutannya, Kadishub DI Yogyakarta Tavip Agus Rayanto menyambut baik kegiatan yang dilaksanakan Kemhub di Yogyakarta.
"Sudut pandang dari transportasi adalah bagaimana meningkatkan kualitas layanan publik, bukan mengambil keuntungan dari masyarakat pengguna layanan," kata Tavip.
Dishub Yogyakarta, lanjutnya, juga telah melakukan beberapa aksi mitigasi gas rumah kaca seperti membangun ATCS. Hingga saat ini, terdapat 81 simpang di Yogyakarta yang dikontrol dengan ATCS.
Sebagai informasi, kegiatan Bimtek RAN-GRK berlangsung selama 29-30 Juli.
Sejumlah narasumber hadir untuk memberikan paparannya termasuk Pusat Pengelolaan Transportasi Berkelanjutan Kemhub dengan tema “Kebijakan Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Sektor Transportasi” dan Direktorat Prasarana Transportasi Jalan yang membahas “Program Pengembangan Prasarana Transportasi Darat Pendukung Aksi Mitigasi GRK”.
Subdit Angkutan Multimoda dan Antarmoda juga memberikan presentasi terkait “Program Angkutan Jalan Pendukung Aksi Mitigasi Gas Rumah Kaca”.
Sumber: BeritaSatu.com