Jakarta, Beritasatu.com – Peneliti senior Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) Fachry Ali aktif di lembaga itu pada pertengahan 1977. Ketika itu, Fachry diajak seniornya almarhum Janasty.
“Saya aktif di LP3ES pada pertengahan 1977. Senior saya di IAIN Ciputat, almarhum Jayanasty, telah berbaik hati bukan saja mengajak saya aktif, melainkan memberi ongkos transportasi pergi dan pulang antara kampus dan LP3ES,” kata Fachry.
Hal itu disampaikan Fachry saat menyampaikan orasi dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-49 LP3ES di Jakarta, Rabu (19/8/2020). Temanya “LP3ES dan Pertanyaan Tentang Politik-Ekonomi Indonesia Dewasa Ini”.
“Di Jalan Jambu Nomor 2, Menteng, Jakarta Pusat, saya diantar bertemu dengan almarhum Utomo Danandjaja yang, begitu melihat saya dengan celana jeans dan baju belel, bertanya “Kok kayak bukan pembaharu?”,” kenang Fachry.
Menurut Fachry, LP3ES bukan hal baru baginya kala itu. Melalui kakaknya, Chalis Ali, Fachry telah membaca jurnal Prisma yang diterbitkan LP3ES. “Abang saya mengatakan bahwa jurnal itu hebat, karena penulisnya para menteri,” ungkap Fachry.
Sampai dengan kuliah tingkat pertama atau kedua pada 1975, Fachry masih menemukan jurnal tersebut di rumah abangnya. Salah satu nomor Prisma yang dibaca Fachry yaitu laporan tentang Club of Rome. “Kalau tidak salah diterjemahkan Taufiq Ismail,” ucap Fachry.
Fachry pun menyebut, “Dari situ untuk pertama kali saya terpergok dengan frasa the limit of growth. Laporan itu mendorong saya membaca lebih jauh sebuah buku saku juga punya abang saya, berjudul The Age of the Economists, karya Daniel R Fusfeld.”
Berbeda dengan karya Fusfeld, Fachry harus membaca berkali-kali Laporan Klub Roma tentang pertentangan antara pertumbuhan ekonomi dan kelangsungan hidup lingkungan alam yang penulisannya dipimpin mantan Perdana Menteri Jerman Barat Willy Brandt (1913-1992).
Usaha Jayanasty membawa Fachry ke pusat studi prestisius tersebut ibarat pucuk di cinta ulam pun tiba. Walau masih berstatus sebagai mahasiswa, tanpa ijazah kesarjanaan, Fachry lulus mengikuti serangkaian tes.
“Hingga kini saya heran kok bisa lulus? Sejak pertengahan 1977 saya resmi menjadi anggota keluarga LP3ES dengan status sebagai Tenaga Pembina Lapangan (TPL) untuk pengembangan industri kecil,” ungkap Fachry.
Sumber: BeritaSatu.com