Surabaya, Beritasatu.com - Kinerja Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur dalam menangani pandemi Covid-19 dinilai cukup memuaskan oleh sebagian besar masyarakat. Tingkat kepuasan masyarakat itu tercermin dalam hasil survei yang dilakukan oleh Indopol Survey and Consulting pada 23-28 Juli 2020.
Direktur Eksekutif Indopol Survey and Consulting, Ratno Sulistyanto mengatakan, dalam survei itu sebanyak 62,90 persen responden yang merupakan warga Jawa Timur merasa cukup puas dan bahkan 9,30 persen responden menyatakan merasa sangat puas dengan kinerja Pemprov Jatim dalam upaya penanganan pandemi Covid-19 di Jatim.
Namun, tingkat kepuasan yang diraih Pemprov itu sedikit lebih rendah bila dibandingkan dengan tingkat kepuasan terhadap kinerja Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan Pemerintah Kota (Pemkot).
Sebab, hampir 66,30 persen responden menyatakan merasa puas, dan 8,20 persen merasa sangat puas dengan kinerja Pemkab dan Pemkot.
Tingkat kepuasan terbesar jatuh pada Kota Probolinggo, Bondowoso, Nganjuk, Trenggalek, Sumenep, Probolinggo, dan Sampang. Sedangkan tingkat kepuasan terendah dimiliki Kota Batu, Bojonegoro, Pacitan, Sidoarjo, Kota Surabaya, Bangkalan, Lumajang, Gresik, Jombang, dan Blitar.
"Meski begitu, masyarakat Jawa Timur secara umum puas dengan kinerja Pemprov, Pemkab dan Pemkot. Sebab, hal itu bisa dilihat dari jawaban responden mengenai potensi penularan di lingkungannya,” kata Ratno, di Surabaya, Senin (31/8/2020).
Ratno mengatakan, sebagian responden yang diwawancarai menyatakan, di sekitar lingkungannya 65 persen Covid-19 tidak menjangkiti tetangganya atau saudaranya. "Tapi ada sekitar 10 persen hanya 1 orang, yang lebih dari 2 orang 13,3 persen," ungkapnya.
Menurut Ratno, upaya pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19 juga dinilai tepat dan tanggap, karena pasien yang terindikasi positif langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapat penanganan. "Ada sekitar 75 persen menjawab upaya pemerintah menangani covid ini cukup tanggap," katanya.
Sementara itu, kata Ratno, jika dilihat dari program-program penangan Covid-19 yang digulirkan oleh Pemprov, Pemkab, dan Pemkot, responden merasa puas dari program sosialisasi.
"Adapun yang paling besar adalah imbauan protokol kesehatan, karena Covid-19 bisa dihindari dari ketaatan protokol kesehatan. Baru kemudian pembagian masker 16 persen, penyemprotan disinfektan 9,7 persen," terangnya.
Ratno menyebutkan, sebanyak 31 persen masyarakat Jatim mengetahui adanya Program Kampung Tangguh. "Sementara, 68,27 persen di antaranya merasa puas akan manfaat hadirnya kampung tangguh dalam menginisiasi kemampuan warga secara mandiri dalam menghadapi wabah Covid-19 di lingkungannya," tandasnya.
Sementara itu, Ketua DPD Partai Hanura, Yunianto Wahyudi, menyoal tentang rendahnya pengetahuan publik tentang Kampung Tangguh Semeru.
"Fakta survei mencatat hanya 31 persen responden saja yang mengetahui program itu. Sehingga ke depan perlu ada peningkatan publikasi di media," kata Yunianto Wahyudi.
Sumber: BeritaSatu.com