Jakarta, Beritasatu.com - Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah atau Intermediate Treatment Facility (ITF) Sunter, Jakarta Utara, yang sedianya dikelola PT Jakarta Propertindo (Jakpro) dengan pihak swasta masih mangkrak hingga saat ini. Program yang dicanangkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada Desember 2018 lalu masih mengalami sejumlah kendala. Sejumlah kalangan berharap agar program strategis itu segera dituntaskan karena mempunyai dampak yang besar dan bermanfaat.
Demikian disampaikan warga sekitar lokasi ITF Sunter dan pendiri aplikasi pengelolaan sampah Mountrash, Gideon W Ketaren, secara terpisah kepada SP di Jakarta.
Johan (56) dan Ahmari (47) adalah dua warga yang sebelumnya tinggal di calon lokasi ITF Sunter, namun sekarang harus mengungsi tak jauh dari kawasan itu. Keduanya sangat berharap agar proyek ITF Sunter segera berjalan sehingga banyak warga yang menganggur bisa bekerja lagi.
"Siapa tahu nanti kalau proyeknya sudah selesai maka kita direkrut sebagai tenaga kebersihan ataupun pekerjaan lainnya. Sekarang ini saya cuman jadi kuli bongkar muat pasir di Jalan RE Martadinata untuk memenuhi kebutuhan keluarga," kata Ahmari.
Dia mengatakan harapannya agar mereka warga yang dahulunya bermukim di sekitar ITF Sunter dapat dipekerjakan agar bisa melanjutkan nafkah mereka. Selain itu, keduanya juga melihat ada peluang usaha yang bisa dilakukan warga sekitar jika ITF Sunter mulai dibangun hingga beroperasi nanti.
Sementara itu, Gideon W Ketaren menegaskan Mountrash sangat mendukung sekali adanya ITF Sunter tersebut. Keberadaan ITF tersebut akan mengoptimalkan banyak sampah yang selama dibuang karena dianggap tidak memliki nilai ekonomis.
“Pengelolaan dan pengolahan sampah melalui ITF sangat diperlukan. Kami yang bergerak dalam pengumpulan sampah secara digital pun akan beroperasi untuk memasok sampah sehingga semuanya bisa bernilai ekonomis,” jelasnya, Minggu (6/9).
Bahan Baku
Dia yakin kebutuhan sampah yang mencapai ribuan ton per hari akan memobilisasi berbagai kalangan terkait untuk mengumpulkan dan memasok sampah ke ITF. Mountrash yang saat ini masih fokus pada sampah plastik pun akan mengoptimalkan sumber daya dan jaringannya guna memasok sampah dalam jumlah yang banyak.
“Ini berarti banyak pihak yang akan bergerak dan menghidupi banyak kalangan. Mountrash sudah menyiapkan aplikasi bank sampah yang dapat disinergikan untuk pemberdayaan sirkular ekonomi,” kata Gideon yang juga Chief Executive Officer (CEO) PT Mountrash Avatar Indonesia ini.
Dia menegaskan bahwa jika ITF sudah beroperasi Mountrash siap akan memasok sampah sesuai syarat yang diberikan. Aplikasi yang dikembangkan akan mendukung percepatan pasokan bahan baku sampah.
Sebelumnya, Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Ida Mahmudah merekomendasikan kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk mengganti PT Jakpro selaku pelaksana proyek ITF tersebut. Pasalnya, PT Jakpro dinilai gagal menyelenggarakan proyek tersebut sehingga tidak satupun ITF dibangun. Rekomendasi ini disampaikan langsung oleh Ida selaku Ketua Komisi D DPRD dalam Rapat Pimpinan Gabungan dan Rapat Banggar pada 1 September 2020 lalu.
"Kami merekomendasikan agar Gubernur mencabut Pergub Nomor 33 Tahun 2018 dan Pergub Nomor 65 Tahun 2019 tentang penyelenggaraan fasilitas pengelolaan sampah di dalam kota karena PT Jakarta Propertindo sebagai pelaksana proyek gagal dalam melaksanakan Pergub tersebut," ujar Ida, Kamis (3/9).
Padahal, kata Ida, ITF sebagai solusi seharusnya mengatasi situasi darurat sampah di DKI Jakarta menjadi prioritas gubernur Anies dalam RPJMD 2017-2020. Hingga saat ini, pembangunan ITF di empat wilayah, Jakarta Utara, Jakarta Timur, Jakarta Barat dan Jakarta Selatan masih sebatas wacana dan tak satupun yang telah dibangun.
Direktur Pengembangan Bisnis Jakpro Hanief Arie Setianto mengungkapkan saat ini pembangunan ITF Sunter masih dalam tahapan pendanaan. Pihaknya sedang membahas isu-isu bankability dengan para pemangku kepentingan termasuk dengan lembaga keuangan.
Anggota Fraksi PSI DPRD DKI Justin Adrian, Jumat (4/9), mengatakan Pemprov DKI Jakarta harus terlibat dalam pendanaan proyek ITF Sunter tersebut.
"Kompleksitas masalah pendanaan atau finansial membuat proyek ITF Sunter ini mandek sampai sekarang. Karena itu, kita minta pemerintah lebih berperan aktif dalam menangani pendanaan proyek ini," ujar Justin Adrian.
Sumber: BeritaSatu.com