Labuan Bajo, Beritasatu.com – Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF) Shana Fatina mengatakan, bertumbuhnya Labuan Bajo sebagai pusat pariwisata di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), telah membuka pintu masuk kepada sektor-sektor usaha lainnya untuk meningkatkan kapasitas, baik dari segi daya saing produk maupun kemampuan sumber daya manusia (SDM).
“Geliat pariwisata di Labuan Bajo, sebenarnya tidak hanya berbicara tentang pembangunan hotel dan restoran, serta berapa banyak kunjungan wisatawan dan seberapa indah pemandangan. Pariwisata Labuan Bajo kini berkembang menjadi pintu masuk pembangunan ekonomi masyarakat,” kata Shana pada pembukaan Pelatihan Berkebun Hidroponik di Desa Golo Desat, Kecamatan Mbeliling, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, pada Senin (14/9/2020).
Hadir pada kesempatan itu, Camat Mbeliling Robertus Resmianto dan Kepala Desa Golo Desat Daniel Jumi. Shana mengatakan, program pelatihan bertajuk “Berkebun Hidroponik untuk Pemula” berlangsung hingga 19 September 2020, Kabupaten Manggarai Barat melalui penerapan teknologi pertanian berhasil guna.
Dikatakan, BOPLBF berkomitmen mendukung pengembangan dan penguatan SDM di sektor pariwisata sehingga menjadikan Labuan Bajo sebagai destinasi pariwisata super premium. Selain itu, masyarakat juga memiliki pengetahuan ekstra melalui pembentukan, penambahan, dan penguatan keterampilan.
“Kami mengajarkan kepada 22 peserta Pelatihan Berkebun Hidroponik tentang tata cara bertani di atas lahan dan air terbatas. Program ini dilaksanakan secara daring dan offline, dengan pendampingan dan pemantauan secara langsung dari BOPLBF sebagai penyelenggara,” jelas dia.
Menurut Shana, pertanian sebagai salah satu sektor yang berperan penting dalam mendukung industri pariwisata di Manggarai Barat, wajib menghasilkan produk-produk pertanian berkualitas untuk memenuhi standar pariwisata Labuan Bajo.
Disebutkan, konsep wisata premium yang sedang dikembangkan di Labuan Bajo bukan sekadar tarif mahal, tetapi juga kualitas produk dan pelayanan. Diharapkan melalui program pengembangan teknologi pertanian hidroponik, makin meningkatkan produktivitas petani di Kecamatan Mbeliling.
Diakui Shana bahwa pada tahun 2019, mayoritas atau sekitar 85 persen pasokan bahan baku pangan industri pariwisata Labuan Bajo didatangkan dari luar daerah. Padahal sebagian besar atau sekitar 66 persen masyarakat di daerah itu bekerja di sektor pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan.
“Kami terus mendorong masyarakat Mbeliling menangkap peluang yang ada dan mengambil bagian dalam rantai pasok pariwisata Labuan Bajo. Ayooo... Kita mulai belajar menyiapkan produk-produk pertanian yang baik, yang mampu memenuhi standar kualitas pariwisata,” katanya.
Sementara itu, Camat Mbeliling Robertus Resmianto optimistis teknologi hidroponik akan dimanfaatkan dengan baik sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, serta menumbuhkembangkan pariwisata daerah.
Saat ini, sebanyak delapan desa di Kecamatan Mbeliling yang telah ditetapkan sebagai desa wisata.
Sumber: BeritaSatu.com