Jakarta, Beritasatu.com - Dengan jumlah penambahan kasus aktif yang terus bertambah setiap hari, dan banyaknya kasus positif yang tanpa gejala membuat siapa saja untuk saat ini bisa berisiko tertular atau menularkan Covid-19. Oleh karena itu, semua orang diminta untuk tidak merasa aman kemudian mengurangi kewaspadaan terhadap virus ini.
Tim Pakar Satgas Penanganan Covid-19, Dr Dewi Nur Aisyah mengatakan, aktifitas apapun dapat membuat seseorang berisiko tertular atau menularkan Covid-19. Beberapa contoh nyata di lapangan membuktikan hal ini. Ia mencontohkan di sebuah hotel besar di kawasan Thamrin Jakarta Pusat dilakukan tes swab PCR terhadap 52 karyawan yang kontak erat dengan kasus positif. Tetapi semuanya negatif. Ternyata setelah ditelusuri anggota keluarga ternyata dua orang di antaranya positif. Ini menunjukkan bisa jadi adanya klaster perkantoran karena virusnya dibawa dari rumah, atau sebaliknya klaster keluarga bisa jadi dibawa dari perkantoran. Seringkali orang-orang yang kontak erat dengan kasus positif tidak menunjukkan gejala, tetapi setelah diperiksa ternyata positif.
Karena banyak kasus tidak menunjukkan gejala meski telah terinfeksi, banyak orang mengabaikan virus ini. Ada yang merasa sudah aman ketika hasil rapid test atau tes swab PCR terhadapnya menunjukkan hasil negatif. Kemudian dia tidak menggunakan masker dengan benar, tidak menjaga jarak, dan protokol kesehatan lainnya.
“Tetap saja waspada meskipun ada hasil tes PCR negatif. Karena kondisi hari ini berbeda dengan tiga hari lalu atau seminggu lalu. Jangan pernah merasa aman atau merasa tidak mungkin membawa virus ini kepada orang lain,” kata Dewi pada dialog secara virtual Covid-19 dalam angka “Ragam Klaster di Indonesia” di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (30/9/2020).
Menurut Dewi, di rumah sekali pun jangan pernah merasa sudah aman. Sebab, bisa saja anggota keluarga yang keluar atau bepergian atau bekerja pulang dengan membawa virus. Karena itu penting sekali memakai masker dan jaga jarak bahkan saat berada di rumah. Ketika ada orang berkunjung, maka sedapat mungkin jaga jarak dan pakai masker.
Seberapa efektifkah memakai masker mencegah potensi tertular atau menularkan? Menurut Dewi, memakai masker kain dengan bahan katun tiga lapis sudah menurunkan risiko tertular dan menular kurang lebih 45%. Ketika pakai masker kain yang setara performanya dengan masker bedah, maka bisa menurunkan risiko tertular 70%.
“Memakai masker setara masker bedah ini jauh lebih efektif, dan kita bisa memilih masker mana yang cocok ketika aktivitas kita memang bertemu banyak orang. Sebenarnya ini yang kita sarankan,” kata Dewi.
Pertanyaannya, jika sudah memakai masker apakah masih berisiko tertular ? Jawabannya tergantung masker apa yang dipakai dan apakah pemakaiannya sudah benar mulai dari menutup hidung sampai ke dagu. Selain itu, apakah protokol kesehatan lainnya sudah dilaksanakan, seperti sering cuci tangan dan jaga jarak. Bisa saja seseorang sudah pakai masker dengan benar, tetapi tertular secara tidak langsung, misalnya lewat benda-benda sekitar yang sudah terkontaminasi droplet dari pasien positif.
Kemudian benda tersebut dipegang dan sebelum cuci tangan tanpa disadari memegang bagian wajah. Dengan memakai masker saja sudah menurunkan 70% risiko tertular, bila ditambah dengan cuci tangan sesering mungkin dan jaga jarak maka sudah bisa menurunkan risiko penularan lebih dari 90%. Jadi dengan menerapkan protokol kesehatan terutama 3 M, memakai masker, mencuti tangan, dan menjaga jarak sudah bisa mengendalikan virus ini, asalkan dilakukan secara bersama sama oleh semua masyarakat.
Penyebaran Covid-19 sampai sekarang masih mengkhawatirkan. Satgas Penanganan Covid-19 hari ini melaporkan total jumlah kasus positif menyentuh angka 287.008 setelah ada penambahan kasus hari ini sebanyak 4.284. Dari jumlah itu, sebanyak 10.740 meninggal. Kabar baiknya hari ini ada penambahan kasus sembuh lebih banyak yaitu 4.510, sehingga total di Indonesia 214.947 yang sembuh.
Sumber: BeritaSatu.com