Jakarta, Beritasatu.com - Forum Komunikasi Doa Bangsa (FKDB), yang dikenal sebagai wadah yang menaungi ratusan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dan puluhan satuan pendidikan, kini terus berkembang. Berlandaskan tiga program, FKDB yang didirikan Ayep Zaki terus mengepakkan sayapnya.
Ada tiga program kerja yang diusung, yakni pertama ekonomi dengan pembangunan ekonomi kerakyatan melalui pendirian UMKM dan peningkatan hasil produksi pertanian; kedua pendidikan dengan pembangunan satuan pendidikan formal dan non formal; dan yang ketiga di bidang sosial dengan mengadakan program beasiswa anak yatim dan fakir miskin.
FKDB memang tak bisa dilepaskan dari sosok Ayep Zaki. Dia lah sang perintis yang meletakkan fondasi hingga FKDB menjadi sebesar ini.
Semua itu bermula dari pemikiran sederhana, yakni ingin turut memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Aa Zaki, demikian dia disapa memiliki gagasan untuk meningkatkan pendapatan para petani Indonesia melalui peningkatan produktivitas hasil pertanian dan peternakan dan pemerataan keberdayaan ekonomi kerakyatan yang berkeadilan di seluruh wilayah Indonesia
Maka, sejak tahun 2005, Aa Zaki terus meletakkan dasar-dasar kemakmuran yang menjadi akar pokok kesejahteraan rakyat Indonesia yaitu peningkatan produktivitas masyarakat baik di bidang pertanian, perikanan, juga peternakan.
Pria kelahiran 10 Desember 1965 yang mengenyam pendidikan terakhir di Politeknik Swiss Institut Teknologi Bandung ( ITB ), lalu mendirikan unit-nit usaha kecil di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan, dan Sumatera. Dia bergerak tanpa henti untuk melakukan pembinaan UMKM dan selalu mengingatkan para anggota agar menjadi manusia yang dapat bermanfaat bagi bangsa dan negara.
Pada perkembangannya terus mengalami peningkatan baik jumlah unit usaha maupun sebaran wilayahnya. Maka pada bulan November 2015, FKDB resmi berdiri dengan tujuan mewadahi aktivitas pembangunan perekonomian tersebut.
FKDB memutarkan kegiatan ekonomi untuk membangun pendidikan. Di bidang Ekonomi dibangun unit-unit usaha FKDB dalam skala usaha mikro, kecil, menengah dan besar, berupa usaha perorangan maupun korporasi yang dikelola secara profesional.
FKDB yang membiayai, membina dan melakukan monitoring atas unit-unit usaha yang didirikan. Hasil usaha dari seluruh unit-unit usaha dialokasikan untuk kesejahteraan pengelola, pengembangan usaha, pengembangan lembaga dan pembiayaan pembangunan dan operasional pendidikan dibawah bendera Yayasan Pembina Pendidikan Doa Bangsa (YPPDB).
Belum lama pula, di sektor pertanian Zaki melakukan terobosan menghasilkan pupuk organik yang berbahan dasar batu bara. Pupuk ini juga sudah mendapatkan hak paten dari sebuah lembaga di Amerika Serikat.
"Saya sangat optimis apabila digerakkan secara masif, tidak perlu lagi perluasan lahan. Dengan pupuk ini maka dapat meningkatkan produktifitas 20 - 30 persen. Dan ini sudah teruji secara ilmiah," katanya.
Namun demikian, Aa Zaki sadar, karena program ini adalah program solusi untuk NKRI, jadi tidak mungkin dikerjakan sendiri, tetapi harus bersama-sama. "Keberhasilan program ini sangat tergantung kepada sinergisitas Tripusat Ekosistem Pertanian maupun ekosistem UMKM yang dibangun, yaitu pemerintah, petani/pelaku usaha, dan FKDB," katanya.
Selain sinergitas, yang tidak kalah pentingnya adalah suasana kerja dan sumber daya manusia (SDM). Suasana kerja yang kondusif yang ditentukan oleh jelasnya legal standing dalam melaksanakan program ini ikut serta menentukan kesuksesan pelaksanaan program.
FKDB telah melakukan berbagai hal, diawali dengan berdirinya penggilingan padi di Sukabumi Jawa Barat. Kemudian mengembangkan perekonomian di berbagai titik usaha sesuai dengan kompetensi dasar pengelolanya. Juga menanam modal usaha di berbagai lapangan pekerjaan. Termasuk merencanakan kaderisasi dan berdirinya beberapa UMKM.
Banyak permasalahan mendasar yang kerap muncul dalam pemberdayaan seperti ketersediaan modal, kompetensi para pengelola, integritas, legalitas unit usaha bahkan nilai yang menjamin kelangsungan UMKM itu sendiri.
Dalam mengatasi berbagai persoalan tersebut, Aa Zaki selalu mengarahkan kepada para anggota UMKM untuk mengedepankan potensi risiko terkecil atau paling ringan. Karena permasalah-permasalahan tersebut adalah untuk menguji ketangguhan dalam memperjuangkan cita-cita bersama.
Alhasil, atas kegigihannya, Menteri Perindustrian dan Perdagangan mengganjar Aa Zaki dengan upakarti dalam kepeloporannya dalam industri nasional pada tahun 1997. Ketika itu, penghargaan tersebut diserahkan oleh Wakil Presiden RI, Tri Sutrisno.
Dia juga mendapat penghargaan yang sama dari Gubernur Jawa Barat atas kepeloporannya dalam bidang UKM dan industri logam pada tahun 2004. Lalu di tahun 2008, dia mendapat penghargaan dari Gubernur Jawa Barat sebagai Inovator Menengah Bidang Usaha Industri Alat Berat tingkat Provinsi Jawa Barat .
Pada tahun 2018 lalu, Aa Zaki telah berhasil merevitalisasi UMKM menjadi 244 unit usaha di 28 provinsi. Membangun sinergitas antarlembaga baik pemerintah maupun swasta. FKBD juga sudah membangun 22 lembaga pendidikan dari PAUD hingga SMA. Saat ini, FKBD tengah menggalakan program Wirausaha Anak Yatim Fakir Miskin (Way Far) di seluruh Indonesia.
Sumber: BeritaSatu.com