Jakarta, Beritasatu.com – Presiden Keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan sangat menghormati semua tokoh dan kaangan, termasuk Presiden Kelima sekaligus Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri. Ketika masih memimpin, SBY juga mengaku selalu menjaga silaturahmi dengan PDIP.
“Saya dulu menghormati semua. Misalkan PDI Perjuangan beroposisi dengan pemerintahan saya. Saya tetap menjaga silaturahmi dengan para petinggi PDI Perjuangan. Saya menghormati Ibu megawati sebagai presiden sebelum saya, kakak saya. Hubungan saya dengan almarhum Pak Taufiq Kiemas juga baik. Tidak ada masalah apa pun,” kata SBY dalam video yang diunggah di akun Youtube-nya, beberapa waktu lalu seperti dikutip, Selasa (13/10/2020).
Judul video itu “SBY Ngobrol Santai Perkembangan Terkini”. Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat tersebut berbincang dengan sejumlah orang. Beberapa pertanyaan pun disampaikan kepada SBY. “Saya saya tidak mudah untuk mengatakan 'oh yang menggerakkan ini, pasti ini yang beroposisi. Bisa salah lho. Lebih baik, baik sangka daripada buruk sangka,” ujar SBY.
SBY menuturkan kalau seseorang sedang mengemban amanah, apalagi memimpin Indonesia, harus siap difitnah, dikritik, dan dihujat. Hal ini yang dialaminya dulu. “Kadang-kadang berlebihan, sampai Ibu Ani (almarhum Ani Yudhoyono) di tengah keheningan malam juga sedih. Kami saling menguatkan hati kami, harus kuat, harus sabar, memang beginilah sedang mengemban amanah. Semua diarahkan ke kita, tetapi percayalah akan kita lalui semuanya ini,” kata SBY.
SBY pun menyebut, “Saya kuat. Kalau saya enggak kuat, enggak mungkin selesai mengemban tugas sebagai presiden. Kalau saya enggak kuat, tidak mungkin saya bisa bekerja untuk meningkatkan ekonomi, menjaga demokrasi, tegaknya hukum dan keadilan, hubungan internasional yang baik, dan sebagainya. Suudzon itu tidak baik.”
Sumber: BeritaSatu.com